Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rayakan Imlek, Penganut Konghucu Purwokerto Sembahyang Chuxi

Tosiani
29/1/2025 04:59
Rayakan Imlek, Penganut Konghucu Purwokerto Sembahyang Chuxi
Penganut Konghucu bersembahyang chuxi(Tosiani/MI)

TEPAT pukul 23.38 wib, Selasa (28/1), suara tambur dan musik ceng ceng dibunyikan untuk mengiringi puluhan penganut Konghucu Purwokerto melakukan sembahyang chuxi atau tutup tahun 2575 kongzili dan menyambut tahun baru 2576 kongzili yang jatuh, Rabu (29/1) di Klenteng Hok Tik Bio Purwokerto.

 

Ratusan lilin dan lampion menambah semarak suasana Klenteng Hok Tik Bio. Aroma dupa yang dinyalakan dan dipegang seluruh umat dan simpatisan yang hadir membuat momen berdoa chuxi semakin khusyuk.

 

Sembahyang chuxi itu dipimpin oleh Rohaniawan Konghucu Budi Rohadi. Ia membacakan doa doa dan permohonan umat. Doa pertama kali dipanjatkan di depan altar Tien atau Tuhan. Kemudian dilanjutkan ke altat tuan rumah yakni Hok Tek Tjeng Sin atau Malaikat Bumi.

 

"Kita sembahyang chuxi atau tutup tahun untuk menyambut tahun baru. Kita mengucap syukur atas semua berkah dan rejeki yang diterima. Kita juga mengoreksi diri atas hal hal yang belum tercapai,"turur Budi Rohadi, Rabu (29/1) dinihari usai sembahyang chuxi.

 

Di tahun baru, ia menyampaikan harapan supaya rahmat dan bimbingan dari Tien dan para Senming (malaikat) menyertai semua umat dan simpatisan dalam menjalani tahun baru. 

 

"Kita juga berdoa untuk negara supaya dijauhkan di marabahaya, bencana alam, persatuan dan kesatuan tetap terjaga,"katanya.

 

Trisno Rahayu, Penyuluh Agama Konghucu Kabupaten Banyumas, menjelaskan, pemasangan lilin dan lampion sebagai ornamen Imlek di Klenteng untuk menaruh harapan agar selalu terang dalam kehidupan sepanjang tahun. Adapun warna merah pada lilin dan lampion itu melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. 

 

"Di Altar kita memberikan sesaji utama berupa kue keranjang sebagai kue tahun baru, rasanya manis dan lengket melambangkan hidup kita selalu rekat akan persaudaraan dan selalu baik atau manis seperti rasa kue keranjang,"terang dia.

 

Persembahan lainnya berupa buah buahan. Ada pula umat yang membawa kue apem, kueku, kue lapis, wajik. 

 

"Yang utama kue keranjang atau nian gao. Baiknya ada, tapi kalau tidak ada tidak mengurangi khidmat kita beribadah,"katanya. 

 

Semua itu, lanjutnya, merupakan sumbangan dari umat dan simpatisan. Pihaknya menitikberatkan pada harapan yang dinyalakan supaya lebih terang. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya