Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HARGA biji kakao di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tembus Rp165.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga ini membuat petani setempat bergembira.
"Alhamdulillah harganya bisa naik lagi. Sebelumnya Rp140.000, sekarang sudah Rp165.000 per kilogram. Lumayan tinggi naiknya," kata Supriana Burhan, petani kakao di Desa Balane, Sigi, Selasa (21/1).
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sigi Rahmat Iqbal mengatakan, harga kakao mengalami peningkatan signifikan.
"Harga kakao bahkan bisa tembus Rp200.000 per kilogram," ujarnya, terpisah.
Faisal, petani kakao lainnya, berharap harga ini bertahan karena petani di Sigi sedang memasuki masa panen.
Namun, cuaca tidak menentu menjadi kendala dalam proses penjemuran biji kakao.
"Biasa satu hari hujan, satu hari panas. Makanya, kadar kekeringan biji kakao jadi tidak maksimal," tandasnya.
Meroketnya harga beli biji kakao merupakan dampak dari lonjakan harga kakao global yang mencapai 380%.
Fenomena ini dipicu oleh menurunnya produksi kakao global, sementara permintaan industri cokelat terus meningkat di seluruh dunia.
Krisis iklim disebut-sebut sebagai faktor utama di balik kelangkaan pasokan kakao global.
Dampaknya sangat terasa di Pantai Gading, negara di barat Afrika yang selama ini dikenal sebagai penghasil cokelat terbesar dunia.
Sejak 2024, produksi kakao Pantai Gading mengalami penurunan signifikan, mendorong peningkatan permintaan dari negara produsen kakao lainnya, termasuk Indonesia. (TB/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved