Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Prevelensi Perokok Aktif Usia Sekolah di Kota Yogyakarta 7,8 Persen

Ardi Teristi Hardi
21/1/2025 16:23
Prevelensi Perokok Aktif Usia Sekolah di Kota Yogyakarta 7,8 Persen
Ilustrasi larangan merokok(Dok: Freepik)

DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau kepada pihak sekolah untuk memberikan edukasi tentang bahaya merokok serta menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Catatan Dinkes Yogyakarta, prevalensi siswa yang merokok di Kota Yogyakarta masih tinggi. Tahun 2025 pemerintah akan intensif memberikan sosialisasi bahaya rokok khususnya pada kalangan pelajar.

"Berdasarkan data sampling tahun 2024, sebanyak 249 anak dari 3.149 anak atau 7,8% anak usia sekolah yakni 10-18 tahun menjadi perokok aktif," kata Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Arumi Wulansari.

Ia mengingatkan, rokok tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tetapi juga mengganggu konsentrasi dan prestasi akademik siswa. Oleh sebab itu, sekolah diimbau tidak hanya melarang siswa merokok, tetapi juga memberikan contoh nyata dengan memastikan lingkungan sekolah benar-benar bebas rokok, termasuk bagi guru dan staf.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pun terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan pemberian poster KTR (Kawasan tanpa rokok) di lingkungan sekolah guna mengurangi intensitas pelajar merokok di area sekolah. Program sosialisasi dan kampanye bahaya merokok di sekolah akan terus dilakukan. Ia mengingatkan merokok dapat menimbulkan penyakit berbahaya, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), jantung, hingga kanker paru.

"Kami berharap upaya untuk mencegah siswa merokok tidak hanya dilakukan dari pemerintah saja melainkan guru, orangtua, dan lingkungan sekitar agar dapat menurunkan angka perokok pemula," ucapnya.

Di saat bersamaan, upaya tersebut juga dapat menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan produktif. Di sekolah, lanjut dia, kegiatan jual beli rokok tidak diperbolehkan. Pihaknya juga telah menyediakan program konseling Upaya Berhenti Merokok (UMB) yang ada di 18 puskesmas di Kota Yogyakarta.

Kepala Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta Eny Purdianty berharap siswa yang merokok diwajibkan untuk berkunjung ke UBM Puskesmas. “Siswa dapat berkonsultasi secara personal dan didampingi staf kami. Dengan harapan, para siswa dapat mengurangi konsumsi rokok hingga berhenti.”(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya