Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
KEPOLISIAN Resor Klaten, Jawa Tengah, menangkap tersangka pelaku pemalsuan uang rupiah ketika berbelanja di Pasar Ngebuk, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Klaten, Minggu (12/1).
Tersangka pelaku, Mukhazim, 48, warga asal Desa Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo, itu diamankan petugas sesaat ia selesai membeli ikan asin dengan uang palsu di Pasar Ngebuk.
Untuk perkara ini, kata Kapolres AKB Warsono kepada pers di Mapolres, Selasa (14/1), pelaku dijerat Pasal 36 ayat 1,2,3 jo Pasal 26 ayat 1,2,3 UU RI No 7/2011 tentang Mata Uang.
Sedangkan ancamannya pidana hukuman penjara maksimal 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp50 miliar. Sebelumnya, tersangka dipidana penjara di LP Yogyakarta dalam kasus yang sama.
Modus operandi pelaku memalsukan, menyimpan, dan membelanjakan uang palsu yang dibuat dengan cara uang asli ditempelkan di kertas HVS, kemudian difotokopi menggunakan mesin printer.
Sebelumnya, menurut Kapolres Klaten, pada Desember 2024 pelaku telah menggunakan uang rupiah palsu pecahan Rp100.000 untuk membeli ikan lele satu kilogram di Pasar Ngebuk.
Kemudian, Minggu (12/1) saksi Satiyem yang berjualan di Pasar Ngebuk pukul 09.00 WIB didatangi pelaku yang berniat membeli ikan asin dengan uang rupiah palsu pecahan Rp50.000.
Setelah terjadi transaksi pelaku menyerahkan uang palsu pecahan Rp50.000 kepada Satiyem. Melihat uang yang diterima dari pelaku, sontak penjual ikan itu berteriak, “Ini uangmu palsu!”
Diteriaki uang yang digunakan untuk belanja itu palsu, Mukhazim lari meninggalkan Satiyem, tapi langsung dikejar Dedi Setiawan, karyawan swasta, dan berhasil diamankan personel Polsek Cawas.
“Barang bukti yang diamankan satu lembar uang palsu Rp100.000, satu lembar uang palsu Rp50.000, satu unit sepeda motor, serta satu buah printer EPSON L3110,” ujar Kapolres Warsono.
Kasatreskrim AK Yulianus Dica Ariseno Adi, menambahkan bahwa pelaku baru memproduksi uang palsu Rp500.000 dan baru digunakan Rp300.000. Uang palsu ini dibuat di kosnya daerah Janti.
Tersangka Mukhazim mengaku nekat memalsukan uang untuk membeli makanan di pasar dan baru mencetak uang palsu senilai Rp500.000. Ini dilakukan karena kondisi ekonominya kini sangat sulit.
“Saya baru mencetak uang palsu senilai Rp500.000, meliputi dua lembar pecahan Rp100.000 dan sekitar delapan lembar pecahan Rp50.000. Saya hanya coba-coba buat uang palsu ini,” ujarnya.
Sementara, Anang Dwi Mau Asharli, pejabat Bank Indonesia Solo yang hadir dalam konperensi pers itu sangat mengapresiasi Polres Klaten yang berhasil menangkap pelaku pemalsuan uang.
“Dalam kesempatan ini, kami sampaikan kepada masyarakat bahwa untuk membedakan uang rupiah asli dan uang yang palsu itu harus dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang,” ujarnya. (S-1)
Komandan Kodim 0723/Klaten dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasdim Mayor Inf Ismail Syahrudin mengatakan, bahwa program KBMKB XXX/2025 di Desa Sudimoro berjalan lancar.
Kegiatan anjangsana Bupati dan Wakil Bupati ke mantan Bupati Klaten, Sunarno dan Sri Mulyani, dilakukan Sabtu (26/7).
KEGIATAN TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung III/2025 di Desa Karangwungu, Kecamatan Karangdowo, Klaten, dibuka oleh Bupati Hamenang Wajar Ismoyo, Rabu (23/7).
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana menjadi ujung tombak dalam penanganan darurat bencana di Kabupaten Klaten.
Sekolah yang melaksanakan kegiatan MPLS, salah satunya SMP Negeri II Klaten.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved