Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
SALAH satu putra terbaik UGM, Profesor Kaelan wafat. Pakar filsafat Pancasila tersebut meninggal dunia pada Rabu (25/12) pukul 08.50 WIB di RSUP Sardjito.
"Kita telah kehilangan salah satu putra terbaik UGM, yang aktif mengkaji filsafat Pancasila," sebut Profesor Mukhtasar Syamsuddin yang merupakan salah satu kolega Kaelan selama mengabdi di Fakultas Filsafat UGM dalam siaran pers dari Humas UGM, Rabu (25/12).
Menurutnya, sosok Kaelan merupakan sosok yang baik dan aktif mengabdi bagi UGM.
Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Profesor Wahyudi Kumorotomo, hadir mewakili pimpinan dan keluarga besar UGM untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Kaelan di usianya yang ke-78 tahun.
"Atas nama keluarga besar UGM, kami mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya bagi guru dan teladan kami semua. Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah dibagikan menjadi ladang amal bagi beliau," ucap Wahyudi.
Profesor Kaelan lahir di Magetan, 27 Januari 1946. Sosok yang memiliki satu orang istri dan tiga orang anak ini sempat menjadi pengajar di Fakultas Filsafat dan Sekolah Pascasarjana UGM.
Pada 10 Juli 2007, ia dikukuhkan sebagai guru besar dengan judul pidato Kesesatan Epistemologi Di Era Reformasi Dan Revitalisasi Nation State. Dalam pidatonya tersebut, Kaelan menyebutkan bahwa era global yang melanda seluruh bangsa di dunia telah membawa Indonesia ke arah runtuhnya negara kebangsaan (nation state), lunturnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan, dan kepribadian Indonesia yang merupakan local wisdom atau karya besar bangsa.
"Agar bangsa Indonesia dapat mewujudkan suatu masyarakat demokratis, religius dan berkeadaban di dalam proses reformasi di era global saat ini, maka harus dilakukan revitalisasi negara kebangsaan (nation state) yang fondasinya telah diletakkan di atas dasar filosofi negara," paparnya saat itu.
Setelah disemayamkan di Balairung, Gedung Pusat UGM, almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman. (AT/J-3)
Ke depan diplomasi Pancasila oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dapat difokuskan pada isu-isu yang bermuatan nilai kemanusiaan, gotong royong dan musyawarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved