Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
JELANG Natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025, harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah mulai merangkak naik. Warga mulai kelimpungan menghadapi kenaikan kebutuhan pokok tersebut terutama pekerja informal karena kenaikan terjadi bersamaan dengan musim hujan.
Pemantauan Media Indonesian Kamis (12/12) cuaca hujan yang mengguyur di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan momentum Nataru mengakibatkan sejumlah barang kebutuhan pokok seperti cabai, tomat, bawang merah, telur dan lainnya mulai merambat naik, karena kebutuhan pasar meningkat dan produksi menurut.
Kondisi ini mengakibatkan warga terutama pekerja informal kalang kabut, karena penghasilan yang menurut sementara harga barang kebutuhan meningkat. "Hujan lebat terus mengguyur hingga tidak dapat kerja, jadi penghasilan merosot seharian hanya dapat Rp10.000," kata Angga,34, pekerja ojek online di Kota Semarang.
Hal serupa diungkapkan Juari,50, tukang bangunan di Genuk, Semarang. Akibat hujan terus mengguyur sejak sepekan lalu, banyak warga menunda pekerjaan sehingga terpaksa menganggur hingga tidak mempunyai penghasilan. Padahal buruh bangunan diupah Rp75.000-125.000 per hari namun kini harus menganggur.
Di sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak harga kebutuhan juga mulai naik. Hal ini membuat warga semakin kelabakan karena menurunnya daya beli."Sudah dua hari ini harga naik semua," ujar Nana,50, pedagang bawang merah di Pasar Johar Semarang.
Harga bawang merah sebelumnya berkisar Rp33.000-Rp35.000 per kilogram naik menjadi Rp37.000-Rp38.000 per kilogram, harga cabai naik berkisar Rp5.000-Rp10.000 per kilogram, seperti keriting merah dari Rp18.000-Rp20.000 per kilogram menjadi Rp25.000-Rp30.000 per kilogram, rawit merah dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp33.000 per kilogram.
Kenaikan harga serupa juga terjadi pada telur ayam ras, ungkap Winarni,34, pedagang sembako di Pasar Mangkang, Kota Semarang. Harga telur yang sebelumnya berkisar Rp24.000-Rp26.000 per kilogram sekarang ini naik menjadi Rp29.000-Rp30.000 per kilogram. Demikian pula tomat dari sebelumnya Rp6.000-Rp8.000 per kilogram menjadi Rp11.000-Rp13.000 per kilogram.
Selain itu beberapa peternak ayam petelur di Limbangan, Kabupaten Kendal mengungkapkan akibat musim penghujan ini produksi telur menurun cukup drastis, sedangkan menjelang Nataru ini kebutuhan meningkat sehingga hal itu memicu kenaikan harga di pasaran.
"Biasanya kami bisa memproduksi telur ayam hingga 100 kilogram per hari, tetapi sekarang hanya berkisar 50-75 kilogram per hari karena cuaca dingin dan hujan tiap hari," ujar Kasno,45, pemilik peternakan ayam petelur.
Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok ini, selain karena akibat meningkatnya kebutuhan jelang Nataru, juga menurunnya produksi seperti diungkapkan Harjono,55, petani di Sumowono, Kabupaten Semarang, bahwa banyak petani tidak panen cabai karena hujan setiap hari. "Biasanya bisa panen 30-50 kilogram per hari, sekarang kurang dari 10 kilogram," imbuhnya.
Menurut petani di Getasan, Kabupaten Semarang, Suratno,40, banyak petani yang belum panen untuk beberapa jenis tanaman seperti cabai dan tomat, sehingga ketersediaan barang di pasar berkurang. Saat ini paling banyak adalah tanaman sayuran seperti kol, sawi, slobor, daun bawang. (N-2)
Harga kebutuhan pokok di Kota Bandung melonjak naik. Kenaikan terjadi pada komoditas sayuran, telur dan ikan.
Harga beras medium dan beras premium naik Rp500 per kilogram dan telur ayam juga naik Rp3.000 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved