Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Bus Pengangkut Rombongan Santri Kecelakaan Tunggal, Polisi Dalami Sopir Tidak Memiliki SIM

Akhmad Safuan
20/10/2024 09:19
Bus Pengangkut Rombongan Santri Kecelakaan Tunggal, Polisi Dalami Sopir Tidak Memiliki SIM
Ilustrasi(MI/Akhmad Safuan)

POLISI memastikan tergulingnya bus mengangkut rombongan santri dari Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Kabupaten Bantul, Yogyakarta di ruas Jalan Tol Bawen-Semarang tepatnya KM 432.600 Jalur B, Kabupaten Semarang Jumat (18/10)  hingga menewaskan 4 orang dan 12 penumpang lain terluka merupakan kecelakaan tunggal, polisi kini fokus selidiki sopir bus yang tidak memiliki SIM.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (20/10) sejumlah fakta semakin terbuka atas tergulingnya bus mengangkut rombongan santri dari Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Kabupaten Bantul, Yogyakarta di ruas Jalan Tol Bawen-Semarang tepatnya KM 432.600 Jalur B, Kabupaten Semarang Jumat (18/10) hingga menewaskan empat orang dan melukai 12 penumpang Lainnya.

"Berdasarkan olah TKP dikakukan penyidik Satuan Lalulintas Polres Semarang bersama Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Ditlantas Polda Jawa Tengah dipastikan merupakan kecelakaan tunggal," kata Kepala Satuan Lalulintas Polres Semarang Ajun Komisaris Lingga Ramadhani Minggu (20/10).

Selain itu pengecekan dan pemeriksaan lainnya, ungkap Lingga Ramadhani,  tidak ada benturan dengan kendaraan lain, termasuk Innova dan truk yang ada di depannya, bahkan pemeriksaan saksi juga sudah dilakukan, mulai dari pengemudi truk di depan Elf, pengasuh atau pendamping dari pondok. "Nanti semua dituangkan pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya," imbuhnya.

Dalam kasus kecelakaan bus dengan plat nomor polisi DK 7834 AI, lanjut Lingga Ramadhani, penyidik kepolisian kini fokus kepada sopir bus Muhammad Naufal Afsa,19, yang belum dapat menunjukkan surat izin mengemudi (SIM), bahkan ketika dikonfirmasikan ke pihak keluarga diketahui pengemudi bus tersebut tidak mempunyai SIM.

Namun kondisi sopir itu, menurut Lingga Ramadhani, masih trauma dan shock berat atas peristiwa itu sehingga belum dapat diperiksa secara penuh hingga menunggu pemeriksaan dari dokter psikologi terlebih dahulu. "Hasil pemeriksaan urine juga hasilnya negatif, tinggal sekarang menunggu kondisi psikologisnya agar tenang dan baru diperiksa," tambahnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan juga, demikian Lingga Ramadhani, diketahui bus membawa 25 orang termasuk sopir dan pendamping dengan tujuan ke Kota Semarang tersebut merupakan mobil rental, menurut keterangan diperoleh seharusnya pengemudinya bukan yang bersangkutan, maka masalah ini akan lebih didalami lagi siapa yang memerintahkan dia mengemudi bus itu.

"Jika memang ada unsur kelalaian, maka status sopir bisa ditingkatkan jadi tersangka, namun hingga saat belum ke sana karena masih proses pendalaman terkait peristiwa ini," ujar Lingga Ramadhani.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kecelakaan bus mengangkut rombongan santri dari Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Kabupaten Bantul, Yogyakarta di ruas Jalan Tol Bawen-Semarang tepatnya KM 432.600 Jalur B, Kabupaten Semarang Jumat (18/10) menewaskan empat orang dan 12 penumpang luka cukup menyita perhatian.

Sebanyak 23 santri dari pondok pesantren tersebut, berencana ke Kota Semarang untuk mengikuti lomba MTQ, namun naas saat di tengah perjalanan kendaraan yang ditumpangi terguling dan para korban dilarikan ke RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran dan Rumah Sakit Kusuma, Kabupaten Semarang untuk menjalani perawatan.

Sedangkan  korban tewas yakni FZ,16, warga Kabupaten Grobogan, SH,16, warga Sambas, Kalimantan Barat, AK,16, warga Bekasi, Jawa Barat dan pengasuh AF,18, warga Lombok, Nusa Tenggara Barat juga telah dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya