Mentan Panen dan Tanam Culik Padi di Kabupaten Gowa

 Lina Herlina
11/10/2024 14:59
Mentan Panen dan Tanam Culik Padi di Kabupaten Gowa
Menteri pertanian melakukan tandur (Tanam mundur) dan panen padi di Dusun Sailong, Desa Sunggmanai, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat, 11 Oktober 2024.(MI/Lina Herlina)

MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman, Jumat (11/10), menggelar panen dan 'tanam culik' padi di Dusun Sailong, Desa Sunggumanai, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, di atas lahan sawah seluas 300 hektare yang dikelola Sanggar/Kelompok Tani Maccini Baji.

Panen digelar berkat akselerasi peningkatan produksi pangan dengan menggunakan teknologi tinggi. Dan tanam culik maksudnya adalah teknologi yang diperkenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian dalam upaya optimalisasi pemanfaatan hujan melalui manajemen waktu tanam dengan mempercepat waktu tanam.

"Jadi ada panen, ada juga tanam, semua dilakukan dengan kecepatan tinggi. Kita harus bertransformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Karena denga pengoperasian alat panen, bisa menekan biaya 60-70 persen, dan meningkatkan produksi," seru Amran, di sela kunjungan kerjanya.

Baca juga : Tuban Lakukan Percepatan Tanam Padi Seluas 106 Ribu Hektare

Di Kabupaten Gowa,  target luas tambah tanam (LTT) pada tahun 2024 ini yaitu, 70.087 hektare, khusu kecamatan Patalassang seluas 5.034 hektare, dengan luas baku sawah berjumlah 32.903,25 hektare. Realisasi tanam Januari-September 2024 sebesar 28.424,30 Ton. 

Dari realisasi tanam tersebut, maka realisasi panen Januari-September 2024 sebesar 39.290,75 ton, ditambah realisasi produksi Januari-September 2024 sebesar 187,558 ton.

Untuk mencapai target-target yang ada, maka tentu banyak pula bantuan disalurkan ke Kabuoaten Gowa, berupa pompa 359 unit yang sudah dimanfaatkan 100 persen, lalu irigasi perpompaan 27 unit, yang juga sudah tersalurkan termanfaatkan semua. Daru target lokasi pompanisasi 730 hektare, dan ternyata realisasinya 948 hektare atau 129,84%.

Kendati demikian, salah seorang petani, Daeng Puji, 51 berharap tetap bisa dapat tambahan bantuna pupuk dan pompa, lantaran jika musim kemarau berkepanjangan meraka akan terlambat menanam kembali. "Jadi di sini hanya bisa panen dua kali setahun, karena kurang air," ungkapnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menyebutkan Indeks Ketahanan Pangan Sulsel memgalami peningkatan. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan, berari ada enurunan wilayah rentan rawan pangan, juga menurunnya kemiskinan ekstrem, serta peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya