Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya melestarikan seni, budaya dan tradisi yang ada di tengah masyarakat, salah satunya tradisi Baayun Maulid.
Bulan Rabiul Awal dalam kalender Islam atau sering disebut bulan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kalimantan Selatan, dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan tradisi bernuansa religi. Selain tabligh akbar yang digelar di semua kabupaten/kota sepanjang bulan kelahiran nabi 12 Rabiul Awal tersebut, juga digelar tradisi Baayun Maulid.
Baayun Maulid adalah tradisi mengayun bayi atau anak sambil dibacakan syair Islami dan doa kepada anak agar kelak menjadi anak berbakti pada orang tua dan agama. Meski diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak, namun banyak pula orang dewasa yang menjadi peserta baayun maulid (mulud) ini.
Baca juga : Mengenal Tradisi Baayun Maulid, Salah Satu Warisan Budaya tak Benda Kalsel
Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kamis (3/10) menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Baayun Maulid tahun ini yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Kalsel hingga provinsi tetangga Kalimantan Timur. Kegiatan yang merupakan rangkaian Festival Gerbang Nusantara 2024 ini dihadiri Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Kepala UPT Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, M Taufik Akbar, Jumat (4/10) mengatakan penyelenggaraan Baayun Maulid ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali dan mewariskan nilai-nilai budaya banjar kepada generasi muda, sehingga tradisi dan kearifan lokal di tengah masyarakat tidak hilang oleh perubahan zaman.
"Tahun ini ada 276 peserta mengikuti baayun maulid. Peserta termuda berusia 1 Bulan 12 hari dan tertua berusia 76 tahun 10 bulan. Peserta berasal dari 13 kabupaten/kota dan ada juga yang berasal dari Kalimantan Timur," ungkapnya.
Baca juga : Macron dan Sensibilitas Kenabian
Tradisi Baayun Maulid masuk dalam salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Tradisi baayun sudah ada sejak lama pada tahapan siklus kehidupan masyarakat Banjar dan Dayak. Dalam perkembangannya tradisi ini dipengaruhi ajaran agama Islam yang dipadukan dengan budaya lokal masyarakat.
Ritual Baayun diawali dengan pembacaan syair Maulid (Al Habsy, Ad Diba atau Al Barzanji). Ditengah pembacaan syair anak-anak peserta baayun kemudian dimasukkan ke ayunan dan kemudian diayun pelan oleh orang tua.
Adapun perlengkapan wajib yang biasa digunakan pada kegiatan baayun antara lain ayunan dibuat tiga lapis, dengan kain sarigading/sasirangan, kain kuning pada lapisan kedua dan kain bahalai tanpa sambungan. Tali ayunan diberi hiasan tersebut dari janur berbagai berbentuk seperti burung, ular dan lainnya.
Adapula sajian panganan (wadai) 41 macam seperti cucur, cincin, pisang, nyiur dan lainnya. Serta piduduk yaitu sasanggan yang diisi beras, gula merah, nyiur, telur ayam, benang, jarum, garam dan uang binggul (logam). (N-2)
Maulid Nabi: Susunan Acara Meriah & Penuh Berkah! Susunan Acara Maulid Nabi Muhammad SAW: Panduan lengkap & contoh terbaik! Raih keberkahan, susun acara Maulid tak terlupakan. Klik di sini!
SEJAK awal musim kenduri Maulid Nabi memperingati kelahiran Rasulullah SAW, sebulan terakhir, permintaan ayam kampung di Provinsi Aceh meningkat luar biasa.
Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengaku bersyukur, di tahun ini, Pegadaian bisa kembali menggelar kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H.
MAULID Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ternyata sejak dulu dirayakan oleh penduduk kota suci Mekah dan Madinah. Bahkan tradisi itu berjalan hingga ratusan tahun.
LAGU selawat berjudul Mahalul Qiyam (Simtudduror) yang dibawakan sejumlah artis menjadi trending ketiga di Youtube pada Senin (16/9). Selawat ini dirilis pada Rabu (11/9).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved