Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pesona Hamparan Pantai dan Kekayaan Bahari di Likupang

Iis Zatnika
13/9/2024 10:29
Pesona Hamparan Pantai dan Kekayaan Bahari di Likupang
ANT/Adwit(Dok )

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara, yang kini menjadi destinasi super prioritas, dapat diakses dengan jarak tempuh kurang lebih 50 km selama 1,5-2 jam perjalanan dari Kota Manado menggunakan mobil. Perjalanan dijamin akan terasa nyaman karena sebagai bagian dari KEK, pemerintah memudahkan mobilitas wisatawan dengan membangun infrastruktur yang memadai, seperti Tol Manado-Bitung. Inilah daftar destinasi yang wajib Anda sambangi saat mampir ke Likupang.

Pantai Paal 
Pantai Paal, sebuah surga tersembunyi di ujung utara Sulawesi, menyajikan pengalaman yang memikat bagi mereka yang rela bangun lebih pagi. Tak sedikit wisatawan yang memilih datang sebelum matahari terbit untuk menikmati momen istimewa ini. Ketika kaki mereka menyentuh pasir putih yang masih dingin, dan angin sepoi-sepoi menyentuh kulit, suasana damai segera menyelimuti. Suara deburan ombak yang lembut semakin menambah ketenangan yang sulit ditemukan di tempat lain.

Pagi di Pantai Paal memang menawarkan sesuatu yang unik—sebuah ketenangan yang tidak bisa dibeli. Saat fajar mulai merekah, cahaya matahari perlahan menembus awan-awan tipis, menciptakan pemandangan menakjubkan yang memantul di permukaan laut yang bening seperti kaca. Pasir putih yang lembut seolah menyala, memberikan kilau yang seolah-olah menyinari dasar pantai. 

Hanya dengan menempuh perjalanan sekitar satu jam tiga puluh menit dari Kota Manado, para pengunjung bisa menyaksikan momen sunrise yang begitu memukau. Meskipun kawasan Pantai Paal tergolong baru—baru dibuka sekitar tahun 2014—keindahannya tak perlu diragukan lagi. Di sekitar pantai, deretan pepohonan memberikan keteduhan alami, seolah menjaga keindahan alam yang masih asri dan belum tersentuh oleh hiruk-pikuk keramaian.

Namun, seiring berjalannya waktu, saat matahari mulai naik dan siang hari tiba, Pantai Paal mulai ramai dengan wisatawan. Mereka yang sebelumnya menikmati kedamaian pagi, kini beralih ke berbagai aktivitas yang memacu adrenalin seperti Banana Boat dan UFO Boat. Meski demikian, momen ketenangan di pagi hari tetap menjadi daya tarik utama pantai ini.

Untuk menikmati semua keindahan dan aktivitas yang ditawarkan, wisatawan dikenakan biaya masuk yang terjangkau. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua, tiket masuknya sebesar Rp5.000, sementara untuk kendaraan roda empat, tarifnya Rp10.000. Bagi yang ingin merasakan sensasi permainan air, disediakan pula tiket seharga Rp25.000.

Pantai Paal adalah tempat di mana alam, ketenangan, dan petualangan berpadu dalam harmoni sempurna. Tak heran jika banyak orang yang selalu ingin kembali, mencari ketenangan di balik gemuruh ombak dan keindahan sunrise yang memukau.

Pantai dan Bukit Pulisan 

Baca juga : Gempa M4.8 Guncang Melonguane Sulawesi Utara

Desa Wisata Pulisan yang terletak di Likupang, Sulawesi Utara, telah menjadi salah satu destinasi wisata andalan dengan keindahan alam yang memikat dan paket wisata laut yang lengkap. Desa ini menawarkan pesona alam yang memukau melalui dua destinasi utamanya, yaitu Pantai Pulisan dan Bukit Pulisan, yang telah menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pantai Pulisan dikenal sebagai salah satu pantai favorit di Likupang. Pantai ini menawarkan hamparan pasir putih lembut yang membentang sepanjang bibir pantainya. Menariknya, pantai ini terbagi menjadi tiga bagian yang masing-masing dipisahkan oleh tebing batu yang menjorok ke arah laut, menciptakan panorama yang unik dan memukau. Pantai ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga berbagai aktivitas menarik bagi pengunjung, seperti menyelam dan snorkeling.

Saat berjalan menuju pantai, wisatawan juga disajikan dengan pemandangan unik dari rumah-rumah apung yang berada di tengah perairan sekitar pantai. Selain Pantai Pulisan dan Bukit Pulisan, daya tarik destinasi ini juga hadir pada Gua Pulisan dan Cagar Alam Tangkoko Dua Saudara yang sayang untuk dilewatkan. Dengan menyewa kapal, wisatawan dapat menikmati spot yang memiliki tebing batu yang bentuknya menyerupai gua dan bersinggungan langsung dengan laut. Cagar alam  yang dimiliki Pulisan juga menarik lantaran merupakan rumah bagi satwa langka yang dilindungi, seperti yaki atau monyet hitam besar yang merupakan spesies endemik Sulawesi Utara, seperti maleo. 

Untuk bisa  datang ke lokasi ini, wisatawan perlu berkendara  sekitar 90 menit dari  pusat Kota Airmadidi, Minahasa Utara, menuju Likupang.  Sementara dari Kota Manado, butuh waktu berkendara sekitar 60 menit. Sehingga total perjalanan ke Pantai Pulisan memakan waktu 2 jam 30 menit.

Baca juga : Air Asia Buka Penerbangan Langsung Manado-Kinibalu Malaysia

Saat ini, pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke Desa Wisata Pulisan. Berbagai infrastruktur juga telah disiapkan, mulai dari penyediaan homestay yang nyaman hingga dukungan sinyal 4G yang memungkinkan wisatawan tetap terhubung selama menikmati liburan di desa ini. 

Desa Wisata Pulisan berhasil meraih gelar Juara 2 dalam ajang Trisakti Tourism Award 2021 yang berlangsung pada Agustus 2021. Prestasi ini diraih dalam kategori desa wisata dengan video favorit pilihan netizen, di mana video Desa Wisata Pulisan berhasil mendapatkan 3.650 like di akun Instagram Trisakti Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas potensi besar yang dimiliki oleh Desa Wisata Pulisan, serta menjadi motivasi untuk terus mengembangkan sektor pariwisata di desa ini.

Ajang Trisakti Tourism Award bertujuan untuk meningkatkan potensi desa wisata dan mendorong percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan adanya penghargaan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih fokus dalam memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya dalam pembangunan dan pengembangan desa wisata seperti Desa Pulisan.

Baca juga : Tahuna, Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara Diguncang Gempa M4.9

Bukit Larata 

 

Masih di Likupang, salah satu tempat yang bisa pula dikunjungi yakni Bukit Larata. Destinasi ini menawarkan keindahan panorama alam yang memadukan biru laut, hijaunya perbukitan, dan megahnya Gunung Manado Tua. Tempat ini menjadi surga tersembunyi yang siap memanjakan mata setiap wisatawan yang berkunjung.

Baca juga : Melonguane Sulawesi Utara Diguncang Gempa M4.6

Bagi para petualang yang ingin merasakan pesona Bukit Larata, perjalanannya cukup mudah ditempuh. Dari Bandara Sam Ratulangi Manado, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit. Rute yang dilalui pun cukup mudah, yaitu melalui Jalan A.A. Maramis menuju Desa Likupang, tempat Bukit Larata berada.

Bukit Larata memiliki ciri khas yang menjadikannya unik dan berbeda dari destinasi wisata lainnya. Bukit ini sering kali disebut sebagai "Bukit Teletubbies" oleh para pengunjung. Sebutan ini muncul karena perbukitan Larata memiliki bentuk berundak yang ditutupi oleh hamparan rumput hijau luas, mirip dengan bukit yang sering terlihat di acara televisi anak-anak, Teletubbies. Pemandangan ini memberikan kesan seperti berada di dunia lain yang penuh dengan ketenangan dan keindahan.

Namun, sebelum dikenal sebagai Bukit Teletubbies, tempat ini pernah disebut sebagai "Bukit Kerbau”. Nama ini muncul karena dulunya bukit ini sering menjadi tempat berkumpulnya kawanan kerbau yang berkeliaran di sekitaran bukit. Meski kini kerbau-kerbau tersebut sudah jarang ditemui, sejarahnya tetap menjadi bagian menarik dari cerita Bukit Larata.

Keindahan Bukit Larata tidak hanya terletak pada panorama alamnya, tetapi juga pada ketenangan dan kedamaian yang ditawarkannya. Jauh dari hiruk pikuk kota, tempat ini memberikan kesempatan bagi para wisatawan untuk melepaskan penat dan menikmati keindahan alam yang masih asri. 

Pulau Lihaga 
Salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan adalah Pulau Lihaga. Terlebih  Lihaga telah menjadi salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP).  Pulau yang dulunya tak berpenghuni ini bak menjadi surga  bagi wisatawan. Laut di sekitar pulau yang relatif berombak tenang dan air laut yang sejernih kristal berwarna tosca dijamin langsung membuat jatuh hati. 

Keasriannya masih sangat terjaga, dikelilingi pasir putih di sepanjang pantai yang lembut juga terdapat pepohonan rindang. Wisatawan bisa menikmati  keindahan pulau ini  bahkan sebelum turun dari perahu, Anda bisa meminta perahu yang Anda naiki untuk mengelilingi Pulau Lihaga terlebih dahulu sebelum menapaki  pulau seluas 8 hektare.

Untuk mencapai Pulau Lihaga sebenarnya tidak terlampau sulit. Dari Manado, Minahasa Utara, naik kapal bermotor sekitar 90 menit ke Pelabuhan Serei, Likupang. Dari situ, naik kapal bermotor lagi untuk ke Pulau Lihaga. Ada dua jenis kapal bermotor yang disewakan. Tarif untuk menyewa kapal bermotor dengan kapasitas penumpang maksimal 15 orang, berkisar Rp100 ribu. Namun apabila berkunjung secara rombongan lebih dari 20 orang, bisa juga menyewa kapal dengan tarif sebesar Rp800 ribu hingga Rp1 juta. Sementara, tiket masuknya dikenakan biaya sebesar Rp50 ribu dan Rp100 ribu bagi wisatawan mancanegara. 

Dulunya Pulau Lihaga memang dikenal sebagai pulau tak berpenghuni. Pulau ini sebelumnya dikelola oleh masyarakat setempat dan menjadi bagian dari Desa Gangga 1, yang berada di Kecamatan Likupang Barat. Namun, setelah diambil alih oleh PT Karyadeka Alam Asri, pulau ini berubah menjadi tempat wisata yang diberi nama Lihaga Beach Club.

Keragaman biota bawah laut di sekitar pulau ini juga sangat indah. Maka sangat ideal bagi yang memiliki hobi snorkeling. Dipadu air laut yang jernih dan arus yang tenang serta Terumbu karang dan pemandangan bawah laut di sini enggak kalah elok dengan spot diving di Indonesia yang lebih dulu mendunia, lho. Laut di sekitar Pulau Lihaga memang sangat menggoda bagi penggemar petualangan bawah laut. 

Kamu juga tak perlu khawatir dengan fasilitas yang ada. Sebab, fasilitas di pulau ini terbilang cukup lengkap, seperti toilet yang bersih, hingga kafe yang menyediakan makanan dan minuman. Ada pula glamping yang bisa menjadi pilihan kamu untuk menginap, sambil diiringi deru ombak yang terasa menenangkan. Harga glamping di sini pun bervariasi, mulai dari Rp1,5 juta (belum termasuk boat) hingga Rp2,8 juta (sudah termasuk boat dan sarapan untuk 2 orang).

Ekowisata Desa Bahoi 

 

Sulawesi Utara seolah tak pernah kehabisan pesona alam yang memukau. Dari ujung ke ujung, keindahan alamnya terus mengundang decak kagum. Salah satu permata tersembunyi yang layak untuk disambangi adalah Ekowisata Desa Bahoi, sebuah desa pesisir yang memadukan keindahan alam dengan kearifan lokal. Terletak di Likupang Barat, Minahasa Utara, Bahoi menyuguhkan pengalaman wisata yang tak sekadar memanjakan mata, tetapi juga memberi makna mendalam tentang harmoni antara manusia dan alam.

Berjarak sekitar 15 km dari pusat Kota Likupang, Desa Bahoi bisa dicapai dalam waktu sekitar 30 menit berkendara. Namun, jika Anda berangkat dari Manado, siapkan diri untuk perjalanan sekitar 90 menit. Setiap detik perjalanan akan terasa berharga ketika Anda tiba di desa ini, di mana perpaduan antara laut yang tenang dan perbukitan hijau menyapa Anda dengan hangat.

Desa Bahoi memiliki daya tarik yang memikat bagi para pecinta ekowisata. Terletak di lereng bukit yang memanjang mengikuti garis pantai, desa ini menawarkan pemandangan perairan yang jernih dengan arus tenang, terutama saat cuaca cerah. Kondisi ini menjadikan Bahoi surga bagi para pemula yang ingin mencoba snorkeling. Anda bisa berenang di sepanjang pantai hingga ke perairan yang lebih dalam, hanya dengan perlengkapan snorkel sederhana.

Di sisi utara desa, hutan mangrove dan pasir putih menanti untuk dijelajahi. Kawasan mangrove ini bukan hanya rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna, tetapi juga menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati pemandangan alam yang asri. Jembatan gantung yang melintasi hutan mangrove ini adalah tempat favorit bagi wisatawan untuk mengabadikan momen. Bagi yang gemar memancing, jembatan ini juga menjadi tempat yang sempurna untuk menunggu ikan dengan pemandangan alam yang memukau.

Keindahan alam Desa Bahoi bukan hanya terletak pada pemandangannya, tetapi juga pada kebersihan dan kerapihannya. Masyarakat setempat sangat menjaga lingkungan mereka, dengan memastikan bahwa sampah plastik tidak mengotori keindahan desa. Bahkan, sampah dedaunan yang ada pun dikumpulkan dan dikelola dengan baik. Kehangatan penduduknya juga terasa saat mereka menyambut wisatawan yang datang, menjadikan pengalaman berkunjung ke Bahoi semakin berkesan.

Desa Bahoi tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kesempatan untuk merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Wisatawan bisa menginap di rumah warga, dengan pilihan harga yang variatif namun tetap terjangkau. Pengalaman ini memberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan budaya lokal dan memahami kehidupan masyarakat pesisir Sulawesi Utara.

Ekowisata di Desa Bahoi dikelola oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Masyarakat setempat tidak hanya menjadi pemandu wisata, tetapi juga operator boat dan instruktur selam. Mereka menyediakan perahu untuk berkeliling hutan bakau dan perairan sekitar, serta peralatan snorkeling dan diving. Desa Bahoi telah membuktikan bahwa pengelolaan wisata yang berbasis masyarakat bisa menjadi contoh harmoni antara alam dan manusia, di mana keseimbangan ekosistem laut tetap terjaga, sementara kesejahteraan masyarakat juga meningkat. (X-8)

 

 

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya