Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Puluhan Anak Korban Banjir Garut tidak Sekolah

Basuki Eka Purnama
22/9/2016 13:55
Puluhan Anak Korban Banjir Garut tidak Sekolah
(AFP)

PULUHAN anak korban banjir di Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tidak bersekolah karena pakaian seragam dan seluruh peralatan sekolah mereka terbawa banjir luapan Sungai Cimanuk.

"Tidak bisa sekolah karena baju dan sepatunya tidak ada, terbawa banjir," kata Ai Rohmawati, siswi kelas 4 Sekolah Dasar MI Al-Qomar Tajug di lokasi banjir Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (22/9).

Ai merupakan satu dari puluhan anak tingkat sekolah dasar yang tidak dapat sekolah sejak bencana banjir bandang merendam rumahnya, Selasa (20/9) malam.

Ai mengaku seluruh pakaian seragam sekolahnya, sepatu, termasuk buku dan peralatan sekolah lainnya raib terbawa hanyut air.

"Tidak ada yang bisa dibawa, kantong, sepatu, juga seragam saya terendam banjir," katanya.

Siswi lainnya, Sabila mengaku sama tidak dapat pergi ke sekolah karena seragam dan peralatan sekolahnya hilang terbawa hanyut banjir.

Pihak sekolah, kata Sabila, sudah datang untuk melihat kondisi muridnya yang menjadi korban banjir.

"Bu guru sudah ke sini (lokasi banjir) katanya biarin tidak sekolah juga sampai beberapa hari ke depan," katanya.

Orangtua Sabila, Rita, mengharapkan ada bantuan dari pemerintah maupun orang dermawan untuk menyediakan seragam dan peralatan sekolah.

Menurut dia kebutuhan anak sekolah itu merupakan hal yang penting agar anak-anak korban banjir tetap bisa sekolah.

"Pakaian, barang-barang dalam rumah semua habis tidak ada yang bisa diselamatkan, termasuk seragam anak saya, saya harap kebutuhan anak didahulukan," katanya. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya