Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PALEMBANG dengan segala kekhasannya memiliki banyak sekali kearifan lokal. Sebagai contoh, dahulu kerajaan Sriwijaya yang ada di Palembang memiliki kekuasaan hingga Madagaskar, jauh lebih besar dari Nusantara.
“Hal ini menggambarkan bahwa inklusivisme disemai dari Sumatra Selatan (Sumsel), lebih spesifiknya dari Palembang. Kearifan lokal banyak datang dari sini,” ungkap Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Suyitno saat menjelaskan alasan terpilihnya Universitas Sriwijaya (Unsri) sebagai tujuan Moderasi Beragama Goes to Campus.
Oleh karena itu, warga Sumsel mesti bangga karena memiliki kehidupan yang heterogen tetapi tetap rukun.
Baca juga : Di New York Fashion Week, Hengki Kawilarang Hadirkan Kain Warisan Sriwijaya
“Hampir setiap suku bangsa ada di Sumsel, bahkan terdapat sekitar 40 bahasa daerah yang dituturkan,” ungkap Suyitno di Palembang, Rabu (8/5).
Melalui keterangan tertulis yang diterima, Suyitno mengutarakan bahwa Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang besar tanpa anasir-anasir suku, bangsa, bahasa, dan budaya. Dari komponen tersebut, budaya memiliki peran paling penting.
Mengutip ahli antropologi dan budaya Koentjaraningrat, bahwa salah satu sistem budaya, berasal dari sisi ekonomi. Maka ekonomi lokal memiliki peran penting dalam penetrasi suatu budaya.
Baca juga : Proliga 2024 akan Memasuki Seri Ketiga di Palembang
Menurut Suyitno, bicara Palembang, maka bicara soal pempek sebagai kearifan lokal dalam bentuk industri makanan. Penganan ini dikenal luas, bahkan hingga mancanegara yang menjadi bagian dari ekonomi lokal.
“Pempek menjadi investasi ekonomi dunia yang akan memberikan dampak serius jika dibuat internasional. From local to global, dengan bentuk local food tetapi bisa menjadi makanan internasional,” ujarnya dalam acara yang mengusung tema ‘Kearifan Budaya Lokal Perkuat Perekonomian Umat’ ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tuturnya, instrumen moderasi beragama bisa menjembatani. Karena di antara ekosistem moderasi beragama, salah satunya bicara soal ekonomi.
Baca juga : Jawa Barat Terus Lengkapi Fasilitas di Bandara Kertajati
“Kita bisa mengangkat beberapa potensi kearifan lokal, terutama di kontekstualisasi dengan persoalan ekonomi. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi zakat yang besar,” katanya.
“Kedua hal itu bisa dianggap sebagai sebuah potensi untuk pemberdayaan ekonomi umat. Maka Baznas perlu menjadi pendamping untuk memperkuat pergerakan ekonomi tersebut,” tandasnya.
Dekan FISIP Universitas Sriwijaya AlFitri mengapresiasi kerja sama antara Badan Litbang dan Diklat Kemenag dengan Unsri. Kampus tersebut menjadi lokasi pertama Moderasi Beragama Goes Campus di luar Pulau Jawa.
Baca juga : Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Palembang Tewas Terlindas di Hari Ultahnya
“Kami bangga menjadi kampus pertama di luar Jawa yang menjadi tujuan Moderasi Beragama Goes to Campus. Moderasi beragama membantu dalam membentuk keragaman dalam keharmonisan,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan prasasti Talang Tuo yang mengajarkan bahwa beberapa abad yang lalu masyarakat Palembang telah menerapkan prisip keharmonisan di tengah keberagaman.
“Banyak bukti sejarah yang ditinggalkan kerajaan Sriwijaya sebagai simbol kehidupan yang damai di tengah kemajemukan.Terdapat dua prinsip yang membangun hal tersebut, yaitu keluwesan dan keuletan. Keluwesan inilah yang kini dikenal sebagai moderasi beragama,” tuturnya.
Terakhir, AlFitri berharap kerja sama tidak sebatas kegiatan ini saja. “Acara ini menjadi manifestasi dari kolaborasi antar kementerian, sehingga diharapkan dapat berkelanjutan,” pungkasnya.
Kegiatan diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kemenag melalui Balai Litbang Agama Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsri Husni Thamrin, Ketua FKUB Prov. Sumsel K.H. Mal’an Abdullah, Dekan FISIP Universitas Sriwijaya Al Fitri. (Z-8)
Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya kemudian memberikan pengaruh besar di nusantara.
Desainer Hengki Kawilarang berusaha menampilkan koleksi busana dengan detail khas seperti bulu, ronce payet dan detail payet, bordir dan permainan material Songket juga Jumputan.
Sumatra kembali menjadi pusat perhatian dengan beragam penemuan arkeologi yang mengungkap lembaran baru sejarah Sriwijaya.
Bajak laut memiliki sejarah panjang di perairan Nusantara, terutama di Selat Malaka.
Jelajahi jejak kejayaan Sriwijaya! Temukan artefak kuno, candi megah, dan kisah maritim kerajaan bahari yang pernah berjaya di Nusantara.
Orangtua juga bisa mengajak anak untuk mendengarkan musik bersama atau menonton pertunjukan seni bersama
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, The Sunan Hotel Solo menggelar acara bertajuk Sunan Membatik pada Kamis (3/10).
Bandara Kertajati perlu didukung fasilitas yang menguatkan identitas daerah dengan mempromosikan kearifan lokal.
Menyinggung inisiatifnya memimpin ParPaluta, Hamsiruddin mengutarakan ingin melestarikan kearifan lokal, sebab itu merupakan identitas diri di tengah globalisasi.
Dalam pertemuan ini para pendamping diajak untuk melihat dan ikut merasakan sejumlah kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, mulai dari hasil kerajinan hingga hidangan khas Indonesia.
Mengusung tema Humas 2020: Kearifan Lokal, Solusi Global, KNH diharapkan dapat memberikan perspektif baru tentang kearifan lokal di era globalisasi saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved