Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUNIA pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan memberi mereka ruang berkomunikasi di antara mereka sendiri itu terbukti banyak membantu proses belajar dan mengajar.
"Google Classroom adalah platform daring (online) untuk semua hal yang ada dalam pelajaran dan berkaitan dengan siswa,” tutur Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Riau Maini Delti, dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, di Kabupaten Pelalawan, Jumat (26/4).
Mengusung tema Belajar Asik dengan Google Classroom, Maini mengatakan, Google Classroom dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses belajar mengajar. Platform tersebut juga berfungsi sebagai tempat untuk menambahkan, memberikan, mengulas, dan menilai tugas.
Baca juga : Literasi Digital, Para Siswa di Jeneponto Ikut Belajar Asyik dengan Google Classroom
”Guru dapat mengatur pekerjaan rumah atau kegiatan, membagikan referensi dan link, serta berkomunikasi dengan siswa dan orangtua. Dengan Google Claroom kita dapat mengatur kelas, mengundang siswa, mengirim pesan kepada siswa, dan mengatur tugas, semua tanpa perlu mencetak apa pun,” jelas Maini Delti dalam diskusi yang dipandu moderator Fitta Mamita itu.
Google Classroom, lanjut Maini Delti, memiliki beberapa kelebihan. Selain sangat mudah, baik dalam mengakses maupun dalam hal penggunaan, juga dapat mengelola tugas dengan baik. File juga langsung tersimpan ke Google Drive, sehingga memudahkan pencarian file yang sudah tersimpan.
”Google Drive memiliki fitur yang mudah dalam memperlihatkan halaman yang menyediakan halaman tugas yang diberikan oleh guru. Juga dapat membuat sebuah tugas maupun materi dalam bentuk dokumen, gambar. Video, dan lainnya. File disimpan bisa berupa doc, pdf, zip, maupun mp4,” rinci Maini Delti di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online tersebut dengan menggelar nonton bareng (nobar).
Baca juga : Kemenag Hadirkan Layanan Mutakhir untuk Siswa Madrasah
Kelebihan lainnya, imbuh Maini Delti, yakni memudahkan dalam meninjau tugas yang belum dikirim, memudahkan guru memberikan sebuah informasi, baik itu tugas, absensi maupun yang lainnya. ”Dengan ini, guru tidak perlu ribet lagi dalam memberikan pengumuman melalui sebuah sms maupun yang lainnya,” tegasnya.
Beberapa sekolah di Pelalawan yang mengikuti diskusi secara nobar dari kelas sekolah, di antaranya SMPN 1 Pangkala Kuras, SMAN 1 Pangkalan Kuras, SMPN1 Kerumutan, SMAN 1 Kerumutan Pelalawan, SMPN 3 Pangkalan Kuras, SMPN 2 UKUI, SMAN 1 UKUI, dan SMP Swasta Anwar Karim.
Dari perspektif berbeda, relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Bali Ni Komang Ayu Dyah Ambalika menyebut ihwal pentingnya penerapan etika saat memanfaatkan media digital. Etika digital tetap harus dijunjung tinggi, lantaran kita berinteraksi dengan manusia meski melalui jaringan internet.
Baca juga : Ini Cara Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom
”Meskipun kita berinteraksi dan bekomunikasi melalui jaringan internet, namun sesungguhnya kita sedang berinteraksi dengan manusia (bukan layar). Kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan tetap berlaku di ruang digital,” jelas Ni Komang Ayu Dyah Ambalika.
Sementara itu, musisi kelompok musik Hijau Daun Rio Aries Kusnanto berpesan kepada pengguna digital untuk bijak bermedia digital. ”Saring sebelum sharing, tidak terlibat hoaks, dan menjaga tata krama. Ingat, apa yang kamu lakukan akan meninggalkan jejak digital,” pungkasnya.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Pelalawan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved