Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
CUACA ekstrem yang melanda Indonesia membuat harga cabai rawit di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai angka fantastis hingga Rp70 ribu per kilogram. Harga ini mengalami lonjakan drastis dalam seminggu terakhir, dari sebelumnya hanya sekitar Rp50 ribu per kilogram.
Pedagang di Pasar Inpres Larantuka, Kabupaten Flores Timur menyuarakan keluhan mereka terkait lonjakan harga cabai. Kenaikan harga tersebut hampir merata di semua jenis cabai, terutama jenis cabai keriting, yang mencapai hingga Rp70 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai ini disebabkan beberapa faktor termasuk dampaknya cuaca ekstrem yang melanda mengakibatkan gagal panen dan tingginya permintaan dari luar daerah
Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Warga Kelurahan Lokea Bersihkan Patung Pahlawan Herman Fernandez Larantuka
Seperti diungkapkan Fatmawati, 47, pedagang sayuran di Pasar inpres Larantuka. Ia mengaku bingung dengan kondisi harga saat ini, terutama cabai rawit yang makin melonjak.
"Bingung, pak Pembeli juga sepi. Harga-harga sekarang pada naik." kata Fatmawati kepada Media Indonesia, Sabtu (11/11) pagi.
Ia menjelaskan harga cabai merah keriting yang sekarang naik jadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya kisaran Rp60 ribu per kilogram. Demikian juga cabai rawit merah yang semula Rp65 ribu, sekarang naik jadi Rp70 ribu per kilogram.
Baca juga: Dandim 1624/Flotim Deklarasi Pemilu Damai 2024
Sedangkan harga cabai rawit hijau sekarang Rp70 ribu dari sebelumnya kisaran Rp50 ribu - Rp55 ribu per kilogram.
"Lebih kurang sudah semingguan harganya naik," ungkapnya.
Fatmawati menyebutkan penyebab naiknya harga cabai akibat faktor cuaca. Pasalnya, banyak petani yang mengalami gagal panen.
"Kemungkinan berdampak terhadap produksi yang berkurang. Akibatnya harga jadi mahal," tuturnya.
Naiknya harga cabai juga banyak dikeluhkan para pembeli. Namun fatmawati mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kalau sebelumnya ada yang beli Rp10 ribu per gelas juga saya layani. Biasanya buat bikin sambal. Sekarang dengan harga segitu, saya mau menjualnya juga bingung," ucap fatmawati.
Fatmawati berharap harga beberapa komoditas, terutama cabai, bisa kembali seperti semula. Peran pemerintah sangat dibutuhkan agar harga terkendali.
"Kalau harga naik itu sebetulnya bagi kami bukan untung. Bisa dikatakan rugi, karena pembeli berkurang, sehingga barang susah dijual. Mudah-mudahan bisa kembali normal harganya," tegas fatmawati.
Sementara pedagang lainya di Pasar Inpres Larantuka Theresia Peni Odjan, 51, asal Lebao mengeluh sepi pembeli akibat kenaikan harga cabai terjadi sejak satu bulan terakhir.
"Kami cemas, pak. Sejak harga cabai naik, pembeli di Pasar Inpres Larantuka jadi sepi. Biasanya satu hari itu bisa habis 30 hingga 60 kilogram, tetapi sekarang hanya habis 15 hingga 20 kilogram," ungkap Theresia saat ditemui di lapak jualannya. (Z-1)
HARGA cabai merah di kawasan Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir turun.
Harga cabai merah saat ini hanya berkisar Rp16 ribu per kilogram di sejumlah sentra pasar di Sumut.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
GUNUNG Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali alami erupsi pada Selasa, 8 Juli 2025 petang, tepat pukul 16.08 WITA.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi lima kali pada Selasa malam (17/6) dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Kondisi lesunya ekonomi yang melanda masyarakat Flotim dan kondisi bencana erupsi gunung Lewotobi laki-laki yang terjadi belum lama ini.
Menteri Imigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat Agus Adrianto mengatakan bantuan dikirimkan berupa 25 ton beras, 200 dus susu formula, 12.500 bungkus mie instan, 7.500 bungkus mie instan.
Dua bayi yang diberi nama Gibran di Posko Pengungsian Kobasoma, Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bima mengatakan pihaknya akan mengunjungi Flores Timur pada akhir pekan ini untuk memastikan penyelenggaraan Pemilu di 29 TPS tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved