Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tangkal El Nino, Petani CSA Pinrang Pilih Budidaya Padi Ramah Lingkungan

Media Indonesia
27/8/2023 13:59
Tangkal El Nino, Petani CSA Pinrang Pilih Budidaya Padi Ramah Lingkungan
Sekolah Lapang Scalling Up CSA di Pinrang, Sulawesi Selatan(dok ist)

BUDIDAYA padi ramah lingkungan dengan pupuk organik melalui pemupukan berimbang, pestisida nabati dipadu pengairan Alternate Wetting and Drying (AWD) dan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 menjadi pilihan petani Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, Tepatnya para petani di Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu mengembangkan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA).

Komitmen tersebut mengemuka pada Sekolah Lapang (SL) Scalling Up yang digelar Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) bagi kelompok petani (Poktan) Sipaenre.

Lahan mereka seluas dua hektar dari total 50 hektar dimanfaatkan sebagai 'laboratorium lapang' pengembangan pertanian CSA dari Program SIMURP.

Petani dari Poktan Sipaenre di Pinrang antusias mengikuti kegiatan SL yang digelar oleh Tim SIMURP bersama para penyuluh pendamping dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mattiro di bawah koordinasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) bersama SIMURP.

Upaya dan komitmen tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan terus melakukan berbagai inovasi, untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian serta pertanian berkelanjutan melalui pola sistem pertanian yang ramah lingkungan.

"Juga terus berupaya agar pembangunan pertanian nasional memberikan nilai tambah bagi produk pertanian, sekaligus meningkatkan efisiensi sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi dan produktivitas dapat diwujudkan," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya, Minggu (27/8)

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Program SIMURP berada di garis terdepan menangkal El Nino melalui Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan sawah dan berhasil signifikan menurunkan gas metan.

"Program SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, untuk mengurangi pestisida kimia, apalagi saat ini harga pupuk kimia terus melambung," katanya.

baca juga: Kementan Bekali Petani Milenial Kalsel Ilmu Digital Marketing untuk Bisnis

Dedi Nursyamsi menambahkan tujuan CSA SIMURP adalah peningkatan Intensitas Pertanaman (IP), meningkatkan produktivitas dan pendapatan sektor pertanian dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Kegiatan SL Scalling Up Pinrang pada Poktan Sipaenre di Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu, awal Agustus lalu dihadiri penyuluh BPP Mattiro Bulu didampingi Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) setempat.

Pertemuan SL membahas topik CSA yang mendorong agar petani mampu bertahan dan menyesuaikan perubahan iklim yang terjadi, khususnya dampak dari fenomena El Nino.

Penyuluh BPP Mattiro Bulu mengingatkan bahwa El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujan lebih kering dari biasanya, yakni rata-rata curah hujan selama 25 tahun.

Upaya menangkal El Nino antara lain ditempuh dengan budidaya padi ramah lingkungan. Diawali penggunaan pupuk organik hingga pestisida secara bijaksana, utamanya memilih pestisida nabati ketimbang pestisida kimia. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya