Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perkuat Hubungan, Negara Penghasil Teh Berkumpul di Bandung

Naviandri
25/8/2023 16:05
Perkuat Hubungan, Negara Penghasil Teh Berkumpul di Bandung
Enam negara Penghasil Teh Dunia Berkumpul di Bandung guna saling memperkuat hubungan yang menguntungkan dalam perdagangan teh di dunia.(dok.ITMA)

INDONESIA menjadi tuan rumah acara Asia Small Tea Growers Conference 2023 yang diadakan di Hotel Savoy Homann Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) Kamis (24/8) malam lalu. Acara Asia Tea Alliance (ATA) dihadiri dari berbagai negara dan tamu undangan perwakilan stakeholder sektor teh di Indonesia. 

ATA adalah aliansi organisasi teh dari negara-negara produsen dan konsumen teh utama di Asia yang didirikan pada 2019 lalu dan beranggotakan enam negara penghasil teh dunia, yakni India yang  diwakili Indian Tea Associaton (ITA), China diwakili China Tea Marketing Association (CTMA). Nepal diwakili Nepal Tea Producers Association, Bangladesh diwakiliki Bangladesh Tea Association (BTA), Sri Langka diwakili The Planters Assiciation Of Ceylon dan Indonesia diwakili oleh Indonesia Tea Marketing Association (ITMA).

Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi dalam keterangannya di Bandung Jumat (25/8) mengatakan, aliansi ini secara rutin menyelenggarakan pertemuan tahunan yang memberikan wadah untuk saling memperkuat hubungan yang menguntungkan. Dengan cara berbagi informasi, promosi perdagangan untuk meningkatkan konsumsi teh, meningkatkan pertukaran teknologi, sehingga terjadi kerjasama antar negara yang saling mendukung untuk menciptakan sektor teh yang lebih kompetitif dan berkelanjutan di Asia.

Baca juga: Rangkul Ilustrator Muda, Teh Botol Sosro Luncurkan Kemasan ...

"Kami senang menjadi tuan rumah Konferensi Petani Teh Asia 2023 di Indonesia. Karena konferensi ini memberikan platform unik dan inovatif bagi para pelaku industri untuk bertukar ide, membangun kemitraan dan bekerja bersama-sama untuk kesejahteraan komunitas petani teh di Asia dan khususnya petani teh di Indonesia," jelasnya.

Direktur Eksekutif ITMA Veronika Ratri mengatakan, ITMA akan selalu memberikan support pada produk teh rakyat, karena masa depan industri teh Indonesia sangat bergantung pada Perkebunan Rakyat, mengingat dominasi kepemilikan lahan ada pada mereka. 

Pihaknya mengajak generasi muda terutama yang bergerak di sektor F&B, kafe, dan UKM pangan untuk ikut membantu mempromosikan dan menggunakan produk yang dihasilkan dari teh rakyat. Sedikit demi sedikit, para petani kini mulai menyadari peran penting mereka di rantai pasok dan melakukan upaya perbaikan kolektif melalui kelompok atau koperasi tani.

"Di antaranya dengan mendayagunakan koperasi sebagai pengumpul untuk memangkas rantai pasok, mengimplementasikan Good Agricultural Practice, hingga diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen," sambung dia.

Terkait Asia Small Tea Growers Conference 2023, lanjut Veronika, konsern atau keprihatinan yang perlu diperhatikan, terutama dalam konteks teh rakyat atau smallholder teh adalah pertama harga yang adil, kemudian pemberdayaan petani teh, ketiga keberlanjutan lingkungan, terakhir, gerakan konsumsi teh rakyat,"  ucapnya.

Managing Director Solidaridad Asia, Dr. Shatadru Chattopadhayay, berpendapat, pihaknya merasa terhormat mendapatkan peran sebagai penyelenggara netral ATA, sebuah inisiatif terobosan yang menyatukan produsen teh kecil dan besar di benua Asia. Dalam tahun-tahun mendatang, ia percaya ATA akan muncul sebagai salah satu forum penting untuk mengatasi masalah yang sama, ketertarikan dan aspirasi industri teh Asia.

"Visi kami jelas, ATA akan berada pada garis terdepan dalam mendukung produksi yang efisien, ekonomis, dan rutin, serta pasokan teh yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi untuk konsumen. Namun demikian, komitmen kami lebih dari sekedar konsumsi: kami berdedikasi untuk meningkatkan penghidupan dan kondisi kerja untuk pekerja teh dan memastikan pendapatan yang adil bagi produsen teh. Bersama-sama, kami menciptakan masa depan yang menunjukkan kemajuan,  keberlanjutan dan kesuksesan bersama," katanya.

Menurut Shatdatru saat ini, tren konsumsi teh global terus meningkat, tetapi kondisi sektor teh di tanah air justru semakin melesu. Penurunan kinerja telah dialami oleh tiga pelaku utama sektor teh, yaitu perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat. 

Kendati demikian, petani kecil yang mengelola kebun secara mandiri merupakan pihak yang paling rentan. Petani dengan sederet keterbatasan modal, kemampuan dan teknologi, umumnya kurang luwes dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis.

"Di lain sisi, membanjirnya impor teh di pasar Indonesia juga karena konsumen Indonesia lebih menghendaki produk teh dengan harga murah. Hal itu membuat para pengusaha minuman bahan baku teh, lebih pilih mengimpor teh berkualitas rendah dengan harga murah. Jika kondisi ini berlanjut, tentu dapat merugikan sektor teh Indonesia dan berdampak negatif bagi seluruh petani the," ujarnya.(AN/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya