Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Festival Golo Koe, Pariwisata Inklusif Lintas Batas

Marianus Marselus 
16/8/2023 11:56
Festival Golo Koe, Pariwisata Inklusif Lintas Batas
Penyelenggaraan Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara di Waterfront City Labuan Bajo, NTT.(MGN/MARIANUS MARSELUS)

BARONGAN harimau berhias bulu burung merak yang tengah mengembang terus berputar-putar. Bulu-bulu itu seperti dikibas-kibaskan. diatasnya sesekali anak kecil duduk di kepala barongan sambil menari dengan mengerjakan tangan. Di belakangnya ada yang berkuda dengan cambuk ditangan. Cambuk itu sesekali dipukul ke lantai seolah sedang berperang. Tampak pula penari topeng komodo, penari kelana sewandana, dan penabuh alat-alat gamelan.

Begitulah gambaran pementasan tari Reok Ponorogo yang sukses menarik perhatian pengunjung Waterfront City Labuan Bajo. Tarian Reok Tarian asal Jawa timur ini merupakan satu dari sekian banyak tarian nusantara yang ditampilkan pada  Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara di Waterfront City, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT),

Penyelenggaraan Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara merupakan ajang tahunan yang diprakarsai Keuskupan Ruteng bersama Pemkab Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Baca juga: Ribuan Umat Katolik Labuan Bajo Ikuti Prosesi Perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara

Golo Koe berlangsung selama enam hari, mulai Kamis (10/8) hingga Selasa (15/8). Tahun ini, pemerintah daerah dan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng menekankan pentingnya pengembangan pariwisata Labuan Bajo yang inklusif dan berkeadilan sosial.

"Festival ini berciri inklusif, merangkul semua anak bangsa dari pelbagai suku, budaya, dan keragaman agama. Mari kita rayakan persaudaraan lintas batas dalam festival ini " Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat Pr saat pembukaan Festival. 

Uskup Siprianus menegaskan Golo Koe bukan sekadar event bertema religi, juga merupakan event pariwisata berciri inklusif dan sekaligus menjadi momentum perayaan kebersamaan lintas batas.

Bupati Manggarai Barat, Editasius Endi mengatakan pihaknya akan mengembangkan  Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata inklusif dan berkeadilan sosial. 

Ketua DPD Nasdem Manggarai Barat ini juga menegaskan penyelenggaraan pariwisata di Labuan Bajo akan memberi ruang kepada semua pihak  terlibat untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

"Ukuran kesuksesan dunia pariwisata itu bukan terletak pada hingar-bingar industrinya, bukan terletak pada seberapa banyak wisatawan baik nusantara maupun mancanegara datang kesini tapi bagaimana keterlibatan masyarakat lokal menjadi subyek seluruh perhelatan kepariwisataan di Labuan Bajo," pungkasnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan Festival Golo Maria Assumpta Nusantara di Labuan Bajo. Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan, penyelenggaraan Golo Koe dapat meningkatkan spiritualitas dan solidaritas antar umat beragama serta memperkenalkan kekayaan budaya lokal ke kancah nasional dan internasional sehingga berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan. 

"Kami berharap event ini dapat memberi kontribusi positif terhadap dunia pariwisata di Manggarai Raya, dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah" jelas Sandi saat membuka Golo Koe.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, menegaskan Golo Koe merupakan cerminan dari pariwisata inklusif.  

Menurut Shana kekuatan utama pariwisata inklusif berasal dari akar rumput dan ini tergambar dari penyelenggaraan Festival Golo Koe. Komunitas - komunitas paroki dari pelosok terlibat aktif. 

Shana menambahkan pariwisata Labuan Bajo menjadi jiwa semua elemen, stakeholders, dan masyarakat. Semua berpartisipasi aktif dan mengambil bagian untuk tujuan bersama yang lebih besar. Festival Golo Koe sebagai simbol toleransi dan keberagaman Labuan Bajo sebagai pintu pariwisata NTT.

Baca juga: Kunjungi Labuan Bajo, Jangan Lewatkan Empat Destinasi Anti-Mainstream Ini

Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara tahun ini diikuti oleh 1.500 peserta dari 86 komunitas dan lembaga di Keuskupan Ruteng. Selain itu, sebanyak 152 UMKM lintas agama dan komunitas berpartisipasi dalam festival religi Katolik ini. 

Festival Golo Koe akan didorong masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga promosi untuk event ini bisa sampai ke skala yang lebih luas. 

Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, Romo Martin Chen, Pr., menilai Festival Golo Koe 2023 memberi dampak bagi pergerakan ekonomi melalui keterlibatan UMKM, okupansi hotel, pasar kuliner, transportasi, hingga jasa lain di Labuan Bajo.

"Selain memberi dampak ekonomi terhadap pelaku UMKM yang terlibat dalam pameran dan pegiat wisata, juga terjadi dampak kultural khususnya bagi generasi millenial, mereka mengenal lebih luas budaya manggarai dan nusantara. Lebih dari itu semua ialah dampak persaudaraan dan persatuan bagi umat lintas agama dan suku nampak terlihat" jelas Romo Martin Chen. (MGN/Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya