Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Hubungan masyarakat dan kehidupan perkebunan di Indonesia jauh lebih kompleks daripada gambaran feodalisme yang mungkin ada dalam sejarah Eropa. Faktor budaya, agama, dan sejarah lokal, juga berperan dalam membentuk dinamika hubungan di lingkungan perkebunan.
Menurut Dr. Dani Lukman Hakim, seorang Dosen Prodi Agribisnis di President University, hubungan antara kehidupan perkebunan di Indonesia dengan feodalisme memiliki akar sejarah yang perlu dipahami secara kontekstual. Ia mengungkapkan pentingnya memahami nuansa sejarah ini agar dapat mengatasi tantangan dalam sistem perkebunan secara lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dani mengatakan meskipun beberapa elemen feodalisme mungkin terlihat dalam beberapa aspek, negara dan masyarakat terus berusaha mencapai kesetaraan, keadilan, dan pembangunan berkelanjutan dalam sistem perkebunan.
Menurutnya, upaya pemberdayaan petani dan masyarakat lokal menjadi fokus utama dalam mengubah dinamika perkebunan. Program pelatihan, pendidikan, dan dukungan teknis diberikan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani agar mereka dapat lebih mandiri dalam mengelola usaha pertanian mereka. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan terhadap pemilik tanah atau perusahaan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat lokal.
Selain itu, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan juga mengalami perubahan signifikan dari masa kolonial. Saat ini, BUMN perkebunan di Indonesia berada di bawah pengawasan ketat pemerintah dan terikat oleh aturan-aturan yang memastikan keberlanjutan, keadilan, dan tanggung jawab sosial. BUMN perkebunan juga terlibat dalam program-program lingkungan dan sosial yang mendukung masyarakat sekitar dan lingkungan.
Kesadaran akan pentingnya transparansi, partisipasi masyarakat, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia semakin meningkat dalam pengelolaan perkebunan saat ini. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan dan penentuan nasib tanah perkebunan juga kini lebih ditekankan.
Dani mengatakan arah dan upaya perkembangan pengelolaan perkebunan saat ini mengarah pada keadilan, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat. “Transformasi ini mencerminkan tekad Indonesia untuk membangun sistem perkebunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan lingkungan di era modern,” ujarnya, Senin (8/8).
Masa depan BUMN perkebunan di Indonesia, kata dia, harus terus berfokus pada pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Dengan mengambil pelajaran dari sejarah dan mengatasi potensi elemen-elemen feodalisme, BUMN perkebunan dapat menjalankan peran penting dalam pemberdayaan masyarakat lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan melindungi lingkungan,” ujar Dani.(M-3)
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
LSPR Institute of Communication and Business Jakarta melalui mahasiswa Batch 26 Kelas Excellence mendukung kegiatan pertanian perkotaan di Kampung Anggur RT 09, Jakarta Timur
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved