Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KOMUNITAS Nelayan Pesisir mengelar pelatihan membuat Kelempang di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Selasa (20/6),
Koordinator Nelayan Pesisir Provinsi Sumsel Heldi Bagja mengatakan Kelempang merupakan makanan sejenis kerupuk khas daerah Palembang.
Kelempang dibuat dari ikan segar hasil tangkapan nelayan, dicampur dengan tepung, penyedap rasa, lalu dikeringkan dan kemudian dipanggang.
Baca juga : Kiai Muda Jatim Gelar Pelatihan Pembuatan Rendang Ayam dan Sapi
"Kelempang sendiri terbuat dari (bahan dasar) ikan hasil tangkap nelayan, terigu dan diolah," ujar Heldi di lokasi acara.
Menurut Heldi, pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan meningkatkan nilai ekonomi produk mereka, sambil mempromosikan kuliner khas Palembang.
Baca juga : Kembangkan Kewirausahaan, Sukarelawan Ini Gelar Pelatihan Penyajian Kopi di Indramayu
Dalam pelatihan, masyarakat khususnya Ibu-ibu diajarkan teknik-teknik pengolahan ikan menjadi Kelempang yang berkualitas tinggi, lezat, dan menggugah selera.
"Ibu-ibu kami tingkatkan kualitas sumber daya manusianya untuk belajar membuat Kelempang," jelasnya.
Heldi Bagja juga berkomitmen untuk memberikan bimbingan dalam hal produksi dan pemasaran Kelempang.
Melalui pelatihan ini, masyarakat belajar tentang pemilihan ikan yang tepat, proses pengolahan yang benar, dan strategi pemasaran yang efektif.
Dengan demikian, Heldi berharap kemampuan masyarakat sehingga menghasilkan Kelempang berkualitas tinggi dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar.
"Kami juga membantu pemasaran untuk Kelempang bisa dikenal luas," ucapnya.
Selain itu, Heldi juga berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kuliner khas Palembang. Kelempang, makanan ikonik dari daerah ini, akan semakin dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat luas.
Hal ini juga berpotensi mengangkat pariwisata kuliner di Palembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
"Kami juga membantu jaring untuk nelayan agar bisa meningkatkan produktivitasnya. (Harapannya) nelayannya bisa menangkap ikan produksinya bagus, banyak. Ibu-ibu yang diajarkan membuat Kelempang, bisa meningkat SDM-nya," ucap Heldi.
Komunitas Nelayan Pesisir berkomitmen untuk melanjutkan upaya mereka dalam mendukung pengembangan sektor perikanan dan mempromosikan kuliner khas Palembang melalui program-program pelatihan dan kegiatan sosial lainnya.
Masyarakat menyambut baik dan antusias acara ini. Seorang peserta, Maisaroh mengaku senang karena bisa membuat Kelempang.
"Seneng, alhamdulilah. Bisa membuat makanan ini," ucapnya.
Menurut Heldi, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah telah terbukti peduli pada nelayan, diantaranya dengan membuat aplikasi Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan (Siandin).
Aplikasi ini akan banyak membantu nelayan dalam mengakses informasi. Mulai dari cuaca, berita, publikasi, ekspor hasil perikanan, statistik perikanan, pemasaran, harga ikan dan lain sebagainya.
"Bukan tidak mungkin ketika Bapak Ganjar menjadi pemimpin negara ini, bisa membuat aplikasi dimana titik Ikan-ikan pada kumpul," ucap Heldi. (RO/Z-5)
Kegiatan ini menghadirkan talkshow yang mengupas perspektif medis serta psikologis tentang vitiligo, sekaligus memberikan ruang aman bagi para penyintas untuk saling berbagi cerita.
Dari ketinggian 1.277 mdpl, peserta menikmati cita rasa kopi lokal sembari menyelami upaya pemberdayaan masyarakat yang tumbuh di kaki Gunung Rinjani.
Stuntinghub merupakan platform digital untuk membantu dalam melakukan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan anak secara berkala.
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
Di Bali, dengan kolaborasi antara Padma Resort Ubud dan Padma Resort Legian, acara ini mendedikasikan seluruh penghasilan lebih dari Rp100 juta dan memberikan manfaat bagi 102 siswa SDN 2 Puhu.
Selain atmosfernya yang menarik, Social Garden juga terkenal dengan koktail yang disajikan dengan keahlian.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta.
Adapun materi pelatihan berupa observasi medan, latihan kering (dry training) dan sesi utama SAR Exercise, yaitu simulasi penyelamatan di ketinggian secara beregu.
Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa aktif dari seluruh Indonesia untuk memperoleh kuota hingga 2.000 beasiswa senilai Rp14 juta guna mengikuti pelatihan teknologi.
Direktur PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), Wahyu Riyadi, hadir memberikan sambutan dengan penuh semangat.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan wawasan mengenai pentingnya identifikasi dan pengelolaan risiko dalam menjalankan usaha, terutama di sektor kuliner.
Kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendikdasmen, yaitu Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial atau Koding dan KA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved