Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Indonesia masih Kekurangan 30 Ribu Dokter Spesialis

Ardi Teristi
10/4/2023 23:54
Indonesia masih Kekurangan 30 Ribu Dokter Spesialis
Papan informasi pelayanan sejumlah dokter spesialis di rumah sakit.(ANTARA FOTO / Irwansyah Putra)

DIREKTUR Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengungkapkan disparitas pemenuhan dokter spesialis masih terjadi di seluruh Indonesia.  Akibatnya, dengan perhitungan target rasio 0,28: 1.000 maka saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 30 ribu dokter spesialis.

Hal ini ditegaskannya pada Webinar Urgensi Pendidikan Terintegrasi untuk Pemerataan Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

"Kita membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk memenuhi jumlah dokter spesialis tersebut dengan asumsi jumlah penyelenggara prodi dokter spesialis sebanyak 21 dari 92 fakultas kedokteran dengan menghasilkan lulusan spesialis sekitar 2.700 tiap tahun," papar Arianti.

Selain kekurangan jumlah dokter spesialis, lanjut dia, saat ini
persebarannya pun belum merata karena 59% masih berada di Pulau Jawa.
Sementara wilayah Indonesia bagian timur jumlah dokter spesialis masih
terbatas.

Prof Herkutanto, pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran UI
menilai sulitnya seleksi dan proses Program Pendidikan Dokter Spesialis
juga menjadi hambatan bagi dokter yang ingin meneruskan pendidikannya.

"Negara harus bisa melihat pentingnya dokter spesialis saat ini bagi
masyarakat. Sama halnya dengan produksi tenaga militer, perlu ada
penanganan berbeda dibandingkan pendidikan lain karena ini terkait langsung dengan keselamatan masyarakat dan bangsa," tutur Herkutanto.

Sementara Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Setyo Widi Nugroho menyebutkan untuk bisa mendorong produksi tenaga medis
bukan perkara mudah  karena bagaimanapun terdapat proses panjang untuk
menghasilkan tenaga medis yang berkualitas. Adanya peningkatan produksi, tentu tidak mengesampingkan aspek kredibilitas.

"Kami terinspirasi dari Health Education of England (HEE), bahwa untuk
melakukan suatu produksi, kita harus meyakinkan bahwa jumlah tenaga kerja harus tepat jumlahnya, tepat keterampilannya, dan memberikan pelayanan yang baik, serta mampu beradaptasi dengan teknologi," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya