Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KAPOLDA Daerah Istimewa Yogyakarta, Irjen Suwondo Nainggolan
menegaskan, sampai saat ini pihaknya masih mencari formula khusus untuk menangani kejahatan jalanan, terutama yang pelakunya masih anak-anak.
Karena, kata Kapolda, Sabtu (8/4), kejahatan jalan sekarang ini kebanyakan pelakunya masih anak di bawah umur.
Di sisi lain, Kapolda menegaskan, polisi sudah mengetahui di mana, kapan dan berapa orang yang biasanya terlibat dalam kejahatan jalanan. Untuk menanganinya perlu partisipasi masyarakat secara luas dan para orangtua.
"Banyak di antara anak-anak yang terlibat ini masih berusia belum genap 17 tahun yang masih perlu pengawasan orangtuanya. Kami masih mencari solusinya, karena pelaku adalah anak-anak," jelas Suwondo.
Menurut Kapolda para orangtua merupakan orang yang paling bertanggung
jawab atas perkembangan anaknya, mulai dari moral, etika, tata susila,
pendidikan, bahkan hingga pada pergaulan di lingkungan tempat tinggal
maupun lingkungan sekolah.
Namun, imbuhnya, pada fenomena yang sekarang, karena tuntutan ekonomi
dan gaya hidup, telah menyebabkan perhatian orang tua terhadap
anak-anaknya itu menurun. Ditambah lagi, pemanfaatan gawai ataupun telepon pintar yang menyebabkan anak-anak lebih bebas berekspresi dengan lingkungannya.
"Tentunya banyak faktor, tetapi yang paling menonjol saat ini adalah
penggunaan media sosial yang dapat dibilang sudah terlalu bebas, dan
tentunya ada dampaknya," kata Kapolda.
Ia mengakui di Yogyakarta, banyak kasus kejahatan dan kekerasan jalanan. Pelakunya adalah kalangan remaja.
"Mereka Bersatu atas nama geng dan untuk membangun eksistensinya. Geng
tersebut kemudian mengunggah aktivitas kelompoknya," katanya.
Hal semacam ini, kata Kapolda, menyebabkan adanya perang media sosial
antar geng. Dari perang di media sosial, kemudian terjadilah saling menantang, bertemu dan terjadilah kejahatan jalanan. (N-2)
Harry menambahkan, AW diketahui telah memiliki dan menguasai senjata api selama 5 tahun.
KEJAHATAN pemerasan terhadap penumpang yang dilakukan sopir taksi daring kembali terjadi.
PELAKU yang menjambret seorang perempuan bersama seorang bayi dalam gendongannya sehingga terhempas ke aspal di Tanjung Duren, Jakarta Barat, ditangkap
Korban menjadi sasaran pejambretan saat dalam perjalanan pulang dari meliput di Polda Metro Jaya (PMJ).
Pasalnya, polisi memiliki keterbatasan dalam melakukan operasi atau razia.
Budhi mengatakan, tersangka biasa merampas telepon genggam dan tas korbannya setiap saat kalau ada kesempatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved