Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MENARIK dan inovatif. Dua kata ini yang pantas diberikan kepada dua siswi SMK Negeri 1 Keluang Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Mereka ialah Ana Khotijah dan Evita.
Mereka berhasil melakukan inovasi mengelola buah kelapa sawit menjadi selai dan dodol. Kedua produk makanan itu telah melalui pengujian BPOM Sumatra Selatan dan Dinas Kesehatan setempat sehingga sudah dapat diproduksi dan dipasarkan.
Keduanya mengaku awalnya kebingungan hendak membuat apa. Setelah berbincang dengan guru dan mencari masukan, akhirnya ide cemerlang pun muncul.
Ana melihat buah sawit yang banyak di Musi Banyuasin, kemudian berkeinginan untuk menciptakan makanan dari buah kelapa sawit yang melimpah itu.
"Setelah melalui beberapa kali percobaan, akhirnya buah kelapa sawit yang selama ini masuk pabrik menjadi minyak sawit mentah atau minyak goreng, kini menjadi makanan siap santap," ungkap Ana.
Ana menceritakan, keduanya dibantu teman-teman di sekolah dalam
mempraktikkan cara membuat dodol dan selai dari sawit. Pertama buah kelapa sawit yang sudah menguning dilepaskan dari tandanya, laku dicuci bersih dan dipotong-potong serta dibuang bijinya.
"Kemudian direbut hingga potongan kulit buah kelapa sawit matang. Kemudian diangkat dan disaring untuk membuang serat buah," jelasnya.
Kemudian, menggunakan bahan campuran lain seperti santan, gula, tepuing
ketan putih dan sejumah bahan lair. "Tahap selanjutnya, semua bahan
dicampur dimasak dengan cara terus diaduk hingga merata dan mengental,"
tutur Ana.
"Proses pembuatan kedua makanan memang membutuhkan waktu, sama seperti
proses pembuatan dodol durian atau selai nanas. Namun dodol dan selai buah kelapa sawit merupakan makanan baru yang bikin penasaran," tambah Evita.
Sudah dijual
Diketahui, Dodol dan selai buatan siswi SMK Negeri 1 Keluang kini sudah
dikemas. Selai dengan kemasan berat 150 gram dijual Rp17.000.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Keluang, Resta Julius, sekolah yang
dipimpinnya menuntut guru untuk mendorong siswa agar dapat berinovasi.
"Dari percobaan yang dilakukan tercipta dodol dan selai buah kelapa sawit. Kedua produk ini sudah mendapatkan izin dari BPOM Sumsel, jadi sudah dapat diproduksi dan diedarkan. Tentunya kami bangga dengan ide-ide menarik dari para siswa. Ini menjadikan mereka lebih giat untuk terus berinovasi," pungkasnya. (N-2)
KOMISI VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke salah satu sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Turunnya harga tersebut dapat memengaruhi semangat petani dan pekerja. Apalagi hal itu bisa berdampak beruk roda berekonomian warga sekitar.
Gapki mengambil langkah strategis dengan menggandeng Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) dalam upaya memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia di kancah global.
PT Astra Agro Lestari mencatatkan kinerja yang positif dan juga menunjukkan pencapaian tanggung jawab sosial melalui Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved