Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai memasuki musim panen raya, salah satunya kawasan sentra padi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Yang menarik perhatian, para petani memilih menjual hasil panen mereka kepada tengkulak atau swasta ketimbang Perum Bulog. Itu dilakukan karena pihak swasta bersedia membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), petani memilih menjual gabahnya ke tengkulak alias pengumpul, ketimbang kepada bulog, karena harga beli yang ditawarkan lebih tinggi.
Baca juga: Serikat Petani Menyambut Baik Panen Raya Padi
“Harga yang ditawarkan lebih tinggi meskipub selisihnya cuma Rp300 hingg Rp500 per kilogram (kg). Petani lebih memilih menjual gabah ke tengkulak,” ujar Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Muhammad Yunus.
Yunus menyebut sekarang para petani sudah pintar. Mereka menunggu siapa yang memberi penawaran lebih bagus.
Baca juga: Jokowi Minta Harga Gabah Segera Ditentukan
"Mereka pasti menjual ke pihak yang mau beli dengan harga tinggi,” tuturnya.
Selain itu, para petani juga mengecek, apakah timbangan yang digunakan para pembeli sudah ditera (diuji) atau belum demi memastikan keakuratan timbangan. Jika pembeli membawa alat timbangan yang belum ditera, mereka enggan menjual hasil panen mereka..
Yunus mengatakan, saat ini, harga gabah kering panen (GKP) yang ditawarkan pengepul kepada para petani berkisar Rp5.300 hingga Rp5.500 per kg.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Selatan dan Barat Bakhtiar AS mengatakan pihaknya mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menyerap gabah milik petani. Untuk saat ini, jumlahnya belum besar akrena memang panen baru dimulai.
“Kami serap secara bertahap karena panen baru mulai. Saat ini yang sudah masuk musim panen baru di wilayah-wilayah sentra seperti Kabupaten Wajo, Bone, Sidenreng Rappang, Soppeng, dan Kota Parepare,” tutur Bakhtiar.
Ia pun memastikan bahwa harga beli yang diterapkan Bulog sudah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku 11 Maret 2023, sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Berdasarkan ketentuan tersebut, Bulog bisa menyerap gabah petani seharga maksimal Rp5.000 per kg untuk GKP. Adapun, untuk Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dihargai Rp6.200 per kg, GKG di Gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di Gudang Perum Bulog Rp9.950 per kg. (Z-11)
Pemerintah terus mencatat tonggak sejarah baru dalam pengelolaan cadangan pangan nasional. Berdasarkan data resmi Perum Bulog per 13 Mei 2025 pukul 11.03 WIB mencapai 3.701.006 ton.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengeklaim produksi beras di Tanah Air akan melimpah. Klaim tersebut didasarkan pada laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peran Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H.
Badan Pangan Nasional menegaskan bahwa beras yang didistribusikan kepada masyarakat harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Sebanyak 300 ribu ton beras sisa impor tahun 2024 dilaporkan rusak dan berkutu. Hal itu sangat disayangkan karena bisa menjadi kerugian negara.
Ia mengatakan, panen raya di wilayah Sulsel ini merupakan rangkaian panen kuartal kedua.
Amalia menuturkan, pertumbuhan sektor pertanian itu disebabkan oleh subsektor tanaman pangan yang mencatatkan pertumbuhan 42,26% (yoy) lantaran adanya panen raya padi dan jagung.
PULUHAN siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Bangunsari, Dusun Kubangpari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melakukan panen raya padi organik.
KODIM 0723 Klaten melakukan panen raya padi di lahan demplot 2,2 hektare di Desa Tambongwetan, Klaten, Kamis (17/4). Panen raya ini dipimpin Dandim Letkol Inf Slamet Hardianto.
Puncaknya terjadi pada April, dengan panen raya yang menghasilkan 48.772 ton GKG atau setara 31.267 ton beras.
Untuk melindungi harga di tingkat petani, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Bulog menetapkan harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved