BANJIR luapan Bengawan Solo sejak Rabu malam hingga Jumat (3/3) masih mengepung puluhan desa yang tersebar di 8 kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sejumlah sekolah terpaksa meliburkan siswanya.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan tim SAR melakukan peninjauan ke sejumlah tempat pengungsian dan dapur umum. Mereka juga membagikan logistik, seperti beras, nasi bungkus dan kebutuhan mendesak lainnya.
Pemukiman yang masih terendam air ada sedikitnya 274 unit rumah, dengan wsrga terdampak banjir mencapai 3.614 kepala keluarga atau 10.563 jiwa. Mereka tersebar di belasan desa di 8 kecamatan, seperti Masaran, Sidoharjo, Plupuh, Tanon, Sukodono, Sragen Kota , Ngrampal, dan Sambung Macan.
Bupati Yuni berharap cuaca ekstrim di wilayah hulu berkurang dan tidak dtang hujan susulan yang akan memperparah wilayah hilir seperti Sragen yang menjadi bagian dari DAS Bengawan Solo.
"Mudah mudahan banjir segera surut, sehingga puluhan hektare padi yang terendam di sejumlah desa masih bisa diselamatkan dan tidak puso. Kami berharap rumah terdampak banjir bisa segera dibersihkan kembali, serta kegiatan masyarakat berangsur normal," kata dia ketika meninjau dapur umum di rumah Tri Mulyono, Kades Kepatihan, Kecamatan Sidoharjo.
Yuni menyemangati ibu ibu yang bergotong royong di dapur umum, untuk menyiapkan 1.650 nasi bungkus bagi warga yang terdampak banjir di wilayah Ngepung.
"Terima kasih ibu-ibu yang sudah menyiapkan nasi bungkus. Ini saya jiga datang selain membawa mie juga membawa sedikitnya 250 nasi bungkus," tukas Yuni yang datang ke sejumlah loaksi dengan menaiki truk milik Polres Sragen.
Sementara Kades Patihan, Tri Mulyono, menjelaskan ada 1.650 jiwa yang terdampak banjir di Kebayanan III Ngepung. " Mereka bertahan di rumah masing masing, karena air merendam cukup tinggi dan jalan tidak bisa dilewati," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, menyebutkan banjir di puluhan desa yang tersebar di 8 kecamatan datang begitu cepat, ketika berlangsung hujan pada Rabu siang hingga malam. "Air hujan ditambah gelontoran air dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang dibuang ke Bengawan Solo menjadi salah satu faktor penyebab banjir."
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Masaran, Laman Hadi mengatakan, tanaman padi yang terendam berumur rata rata dua bulan. "Mudah mudahan masih bisa diselamatkan, meski kemungkinannya kecil." (N-2)