MASYARAKAT kembali diimbau untuk tidak mudah termakan kabar hoaks atau bohong. Pasalnya, hal itu hanya akan berakibat kontra produktif dan yang rugi masyarakat sendiri. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua, Anthonius M. Ayorbaba mengungkapkan hal tersebut.
“Kami turut berduka cita dan prihatin kepada para korban akibat persitiwa yang meresahkan di Wamena yang berdampak korban yang meninggal dan luka-luka. Untuk itu saya menegaskan kepada masyarakat, mari kita manfaatkan media dengan penuh tanggungjawab, jangan cepat terprovokasi,” kata Anthonius dalam keterangan persnya, Jumat (24/2).
Ia pun mengajak masyarakat Papua untuk melaporkan peristiwa yang sekiranya meresahkan kepada aparat keamanan. “Percayakan kepada aparat keamanan, laporkan kepada aparat keamanan sehingga masalah-masalah tersebut juga cepat ditangani.”
“Apa yang terjadi ini menunjukkan bahwa di Papua kemampuan kita masih rendah dalam memahami tentang digitalisasi media yang sangat masif berkembang,” katanya lagi.
Demi menghindari kejadian serupa, dia berharap agar berbagai komponen masyarakat terus tanpa lelah memberikan edukasi literasi digital. “Literasi terhadap digitalisasi media ini harus terus menjadi upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan juga komponen masyarakat untuk menyadarkan masyarakat supaya tidak terulang lagi peristiwa ini di Papua.”
“Kita juga berharap perlindungan pemajuan penegakkan hukum dan perlindungan HAM harus menjadi bagian penting dari semua orang yang hidup di tanah Papua yang menjadi bagian NKRI. Kita berdoa semoga keluarga yang berduka diberikan kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa juga luka-luka ditangani oleh aparat petugas medis dan perawat. Dan kita berharap pembangunan di Provinsi Papua Pegunungan khusus di Kabupaten Jayawijaya dapat berjalan dengan baik. Tuhan memberkati,” ujar Anthonius.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo menyebut total 10 orang tewas, 18 anggota TNI-Polri dan 14 warga sipil mengalami luka-luka. (RO/A-1)