Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEMPAT menimbulkan pro kontra hingga jadi pusat perhatian publik terkait rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.Kini desa tersebut bersiap menyongsong kemajuan.
Hal itu dimulai dari studi banding yang dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Makmur Wadas ke empat desa sekaligus.
Sebanyak 14 pengurus Bumdes Wadas belajar pengelolaan dan pengembangan ke Umbul Nglanggeran di Patuk Gunung Kidul, Tebing Breksi di Prambanan, Kebun Buah Mangunan dan BUMDes Panggung Lestari di Bantul. Studi banding dilakukan pada 21-22 Januari 2023.
Baca juga : Dorong Desa Wisata Jadi Magnet Lapangan Kerja, Ganjar Gelontorkan Stimulan
Direktur Bumdes Wadas, Fuad Rofik mengatakan, studi banding ini dimaksudkan untuk memelajari kunci keberhasilan BUMDes di wilayah lain yang mereka kunjungi.
"Kami menyongsong kemajuan desa kami. Salah satunya dengan mengembangkan BUMDes," ujarnya, Senin (23/1).
Menurutnya, BUMDes adalah wadah usaha bagi masyarakat desa, yang kepemilikan mayoritas warga diwakili oleh pemerintahan desa.
Baca juga : Hari Terakhir Ngantor, Ganjar Pranowo Angkut Barang dari Kantor Gubernur Jawa Tengah
Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan warga terdampak akibat proyek penambangan batu andesit yang akan digunakan sebagai fondasi Bendungan Bener harus dikawal kelembagaan ekonomi desa, dalam hal ini BUMDes Sido Makmur.
Selain menjalankan fungsi usaha, BUMDes juga menjalankan fungsi sosial dan politiknya ketika berhadapan dengan proyek berskala besar.
Fuad mengungkapkan, saat berdialog dan negosiasi dengan Gubenur Jateng Ganjar Pranowo serta dari pihak BBWS Serayu-Opak, pihaknya juga minta agar BUMDes dilibatkan dalam pelaksanaan sekaligus pengawasan.
Baca juga : Ratusan Pesepeda Beri Salam Perpisahan pada Ganjar
"Melalui BUMDes kami bisa terlibat dalam pengawasan mengenai penambangan batu andesit yang awalnya kami tolak," tegasnya.
Ke depan, pihaknya akan merancang master plan agrowisata pasca-penambangan.
Selain ada green belt, nantinya juga akan ada embung di puncak bekas tambang. Ia membayangkan, master plan tersebut adalah wisata agro di mana di embung di puncak untuk mengairi pertanian di sekitar lokasi.
Baca juga : Ganjar Berhasil Antarkan Atlet Jateng Berprestasi hingga Kancah Internasional
Diharapkannya, keseriusan BUMDes tersebut berbanding lurus dengan perhatian sejumlah pihak, terutama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Ini membuktikan kami serius. Pak Gubernur juga harus serius dalam hal memberikan perhatian niat kami," jelas Fuad.
Kepala Desa Wadas, Fahri Setianto menambahkan, bahwa proyek strategis nasional akan membawa perubahan besar bagi desanya.
Baca juga : Ganjar Luncurkan Samsat Budiman, Gandeng BUMDes Beri Kemudahan Bayar Pajak
Menurut Fahri, desa yang dipimpinnya akan mengalami perubahan besar, baik secara lanskap, ekonomi, dan sosial budayanya akibat proyek tersebut. Oleh karena itu, pihaknya harus bisa meminimalisir dampak negatif dan memperbesar dampak positif.
"Dampak positifnya dalam hal ini adalah harus bisa jadi alat kesejahteraan warga Desa Wadas. Untuk itu, kami butuh belajar dari wilayah lain yang sudah sukses," ucap dia.
Upaya studi banding tersebut, ungkapnya, tidak lepas dari dorongan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga : Kepada Para Siswa, Ganjar Pranowo: Terapkan Pancasila dari Hal-hal yang Kecil
Gubenur, kata dia, juga berkomitmen meningkatkan kapasitas pengurus dan kelembagaan BUMDes. Selain itu, ucap Fahri, tentunya juga bantuan modal.
Sementara Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto menyampaikan, situasi dan kondisi di Desa Wadas kian kondusif. Pengukuran lahan tahap tiga sudah mulai dilakukan. Dari target 617 bidang, kini tinggal 8 bidang saja.
"Hal ini tercapai karena pendekatan dialogis dan langsung pada titik masalah dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tak kurang sudah 5 kali terjadi dialog antara Pak Gubernur dengan kelompok warga," tuturnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendekatan terhadap warga pemilik 8 bidang yang tersisa. "Kami pastikan tidak ada paksaan, tapi pendekatan masih terus kami lakukan," tandas Fahri. (RO/OL-09)
Salah satu pengunjung, Erwin (23), mengatakan dirinya bersama teman-temannya memilih berkemah di kawasan Lembah Cipanas Kelapa 3, Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
PROGRAM Tajumase mengoptimalkan potensi Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi desa agrowisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata di Jawa Barat mulai dari Pangandaran, wisata Lembang, hingga Pemandian Air Panas Sari Ater menurun dibanding tahun sebelumnya.
Cagub Jakarta Ridwan Kamil (RK), melakukan kunjungan ke Agro Eduwisata GSG 07 Farm, di Kembangan, Jakarta Barat. RK menyoroti pemanfaatan lahan swasta yang dapat digunakan untuk agrowisata.
PEMERINTAH Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan segera mengoperasionalkan rest area di Puncak, tepatnya di kawasan Gunung Mas, Cisarua.
Muhammadiyah tetap memiliki misi membela yang lemah yang sesuai dengan semboyan dari Muhammadiyah, yaitu Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO)
KONFLIK warga desa di Kawasan Pegunungan Kendeng dengan Ganjar Pranowo masih menyisakan luka, akibatnya mereka sepakat menyatakan Anti-Ganjar dan PDI Perjuangan
SITUASI di Desa Wadas Kecamatan Bener, Purworejo semakin kondusif. Kini tinggal 8 bidang saja yang belum diserahkan dari 617 bidang yang direncanakan.
SEBANYAK 22 warga pemilik 34 bidang di Desa Wadas yang sempat menolak keras penambangan lahan kuwari, akhirnya secara suka rela menyerahkan berkas untuk dilakukan pengukuran.
Sikap Ganjar Pranowo yang langsung mendatangi warga Desa Wadas, baik yang pro maupun kontra merupakan sikap pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved