Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jabar Quick Response Serahkan 20 Hunian Sementara untuk Korban Gempa Cianjur

Bayu Anggoro
18/1/2023 22:55
Jabar Quick Response Serahkan 20 Hunian Sementara untuk Korban Gempa Cianjur
Rumah unik sebagai hunian sementara yang dibangun Jabar Quick Response untuk korban gempa Cianjur(DOK/JABAR QUICK RESPONSE)

JABAR Quick Response telah berhasil membangun hunian sementara sebanyak 20 unit untuk warga terdampak gempa Cianjur. Bangunan unik itu memiliki bentuk segitiga yang simpel dan elegan.

Di balik keunikan bentuknya, hunian sementara ini didesain tahan gempa
yang ramah bagi warga. Bahan dan tiang bangunan terbuat dari baja ringan yang dapat dibongkar pasang.

Koordinator Unit Disaster Jabar Quick Response Syehabudin menjelaskan
pembangunan hunian sementara ini merupakan salah satu dari 8 program JQR untuk fase percepatan pemulihan rehabilitas dan rekonstruksi. Program itu diberi nama 'Berteduh' atau akronim dari Pemberian Tempat Darurat Untuk Hunian

Untuk tahap awal, kata Syehabudin, JQR telah membangun 20 unit
rumah atau hunian sementara di Kampung Surupan, Desa Sukawangi,
Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cianjur.

"Sampai hari ini, JQR telah membangun hunian sementara percontohan di Kampung Surupan sebanyak 20 unit. Ada dua tipe, yakni tipe 1 yang bisa dihuni untuk satu kepala keluarga dan tipe 2  untuk dua kepala keluarga," ungkapnya.

Bentuk unik rumah hunian sementara itu, lanjut Syehabudin, dipilih setelah pihaknya berdiskusi dengan pakar, mulai dari arsitektur dan pakar kebencanaan.

"Bangunannya dirancang untuk tahan gempa. Bentuknya itu bisa jadi rumah
tumbuh. Jika warga akan membangun jadi hunian tetap bisa dibangun
kembali atau berlanjut. Jika direlokasi juga warga bisa menggunakan
bahan bangunannya karena bisa dibongkar pasang," jelasnya.

Syehabudin mengaku untuk pembangunan rumah hunian sementara ini, rencananya akan dibangun sebanyak 1.000 unit, guna mempercepat pemulihan bagi warga terdampak gempa Cianjur.

"Harapannya setelah rumah diberikan kepada warga, semoga warga Cianjur
pulih, dan warga bisa beraktivitas seperti biasa. Mereka juga
sehari-harinya tidak tinggal di tempat pengungsian, " ujarnya.


Guru ngaji

Muhammad Alinudin bersama keluarganya merasa bersyukur dan terima kasih
kepada Jabar Quick Response yang membuat rumah hunian sementara.

Kini Ali panggilannya bersama istri dan kelima anaknya sudah memulai
memindahkan peralatan rumah yang bisa bisa terselamatkan ke dalam hunian sementara yang telah berdiri.

Ali mengaku sebelumnya bersama keluarganya tinggal di tenda selama
hampir tiga minggu lamanya. Mulanya Ali membuat tenda darurat pasca-gempa yang berlokasi di sawah selama satu minggu, lalu pindah ke
bekas rumahnya yang sudah diratakan.

Rumah Ali yang dulu, biasa dijadikan tempat belajar membaca Alquran anak-anak. "Sejak gempa, pembelajaran itu sempat terhenti. Mulai Jumat nanti rencananya pengajian anak-anak akan dimulai kembali," ujar Ali.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Jabar Quick Response dan relawan
yang telah memberikan bantuan rumah hunian sementara untuk keluarga. Menurutnya rumah ini sangat diperlukan sebab jika terus menerus tinggal
di tenda pengungsian dirinya was-was soal kesehatannya.

"Tidak bisa berkata-kata, banyak terima kasih kepada JQR dan seluruh
relawan, rumah ini sangat dibutuhkan untuk saya dan keluarga saya, serta rumah ini juga rencananya akan langsung diadakan tempat pengajian," ungkapnya.


Melibatkan warga

Untuk mempercepat penanganan pembangunan hunian sementara, JQR
bekerja sama dengan relawan yang mendirikan Pos Masyarakat di Kampung
Surupan, tempat program tersebut dijalankan.

Nugraha 'Pelay' Panca Kusuma, salah satu perwakilan relawan yang mendirikan Pos Masyarakat mengatakan bahwa pihaknya menjalankan konsep pembangunan komunitas dalam membangun Pos Masyarakat agar warga dapat menentukan pilihannya sendiri untuk menentukan siapa yang berhak memiliki rumah hunian sementara.

"Kami membangun pos masyarakat dan berharap penanganan milik mereka. Di Kampung Surupan, Desa Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang,
Kabupaten Cianjur, " ujar Pelay.

Pos masyarakat ini sendiri memiliki program kerja yang bertujuan
mempercepat berpindahnya masyarakat yang tinggal di pengungsian ke
rumah masing-masing.

"Mereka harus sudah mulai digeser ke tempat masing-masing, merapikan bangunan-bangunan rumahnya setelah perubuhan, perapihan atau bongkar rumah," lanjut Pelay.

Setelah itu, menurutnya, masyarakat ini menjadi tempat musyawarah
warga dalam menentukan kesepakatan bersama terkait siapa yang akan
mendapatkan bantuan rumah sementara dari puluhan KK yang ada.

"Pola pembangunan komunitas ialah memetakan tokoh, menyampaikan kepada masyarakat program yang akan dilakukan dengan melalui musyawarah agar penanganan lebih cepat. Yang penting mereka jangan jadi tamu di tanahnya sendiri. Relawan adalah tamu, penyintas yang punya hak untuk menentukan sendiri," ujarnya.

Pelay menambahkan inti dari pembangunan hunian sementara yang dikerjakan melalui pos masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling gotong royong. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan kultural sehingga tidak menimbulkan gesekan antar-warga. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya