Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HASBI Asidiki bersama istri dan dua orang anak mereka harap-harap cemas menanti pencairan bantuan stimulan rumah rusak dampak gempa bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pasalnya, karyawan swasta itu harus menalangi dulu anggaran perbaikan rumah dengan harapan nanti bisa di-reimbuse seperti janji pemerintah.
Hasbi mengaku merogoh kocek sendiri merenovasi bangunan rumahnya di Kampung Cijati RT 03/07 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku yang rusak akibat gempa. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama tak diperbaiki karena menunggu bantuan cair, ia khawatir rumahnya akan semakin rusak. "Dengan anggaran seadanya saya perbaiki dulu rumah kan nanti kata
pemerintah juga bisa direimbuse," kata Hasbi, Sabtu (14/1).
Hasbi mengaku, inisiatifnya memperbaiki rumah meskipun bantuan belum cair didasari juga pertimbangan tak betah berlama-lama tinggal di tenda pengungsian. Terlebih, tenda pengungsian mandiri di kampungnya berada di lahan sawah.
"Kalau siang panasnya minta ampun. Apalagi kalau hujan, tenda pengungsian pasti tergenang air. Kasihan anak dan istri kalau harus terus tinggal di tenda pengungsian dalam waktu lama," sebutnya.
Hasbi menyebut di Kecamatan Cilaku informasi yang diterimanya di beberapa desa sudah ada yang mendapatkan bantuan stimulan pada tahap pertama. Ia mengaku tak tahu rumahnya masuk pendataan tahap pertama atau tahap berikutnya.
"Intinya sih saya ingin pencairan itu jangan terlalu lama. Kan udah jelas rumah kami juga rusak akibat gempa. Khawatirnya nanti akan dipersulit saat pencairan," tegasnya.
Seperti diketahui, nilai bantuan rumah rusak dampak gempa dengan kategori ringan sebesar Rp15 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan rusak berat Rp60 juta. BNPB melakukan pendataan ke lapangan untuk menentukan kriteria tingkat kerusakan rumah. Pendataan sendiri dilakukan berjenjang dari pemerintahan terbawah.
"Awalnya data itu dari RT. Dari RT ke desa, dan desa ke kecamatan. Baru data itu diolah oleh BNPB," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Cianjur, Nurzein.
Total data jumlah kerusakan bangunan rumah yang sudah terverifikasi dan tervalidasi BNPB lebih kurang sebanyak 70 ribu unit. Namun, sampai saat ini data pemilik rumah rusak yang masuk ke BPBD Kabupaten Cianjur baru 8.316 kepala keluarga (KK).
"Hingga saat ini baru terhadap kesatu sebanyak 8.316 KK. Dan itu (bantuan) sudah cair. Sudah hanyak yang cairkan untuk kategori ringan, sedang, dan berat," ujar Nurzein yang juga menjabat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Untuk rumah rusak berat, kata Nurzein, ada dua skema perbaikan. Pertama secara mandiri oleh masyarakat dengan spesifikasi dari Dinas Perkimtan dan kedua melalui pihak ketiga yakni TNI, Polri, maupun aplikator yang sudah tersertifikasi Kementerian PUPR. "Pencairan bantuan stimulan melalui Bank Mandiri. Setiap kali pencairan saya yang mendampinginya," jelasnya.
Pendataan dan pencairan bantuan stimulan dilakukan empat tahap. Saat ini untuk pendataan tahap berikutnya masih diolah BNPB sekaligus untuk proses pencairannya. "Kami juga tak memungkiri pada tahap awal itu terdapat banyak kesalahan kriteria pendataan. Misalnya, yang mestinya rusak berat, tapi didata jadi rusak ringan. Ini terus kita perbaiki agar hal-hal seperti ini tak terulang," tegasnya. (OL-15)
Kedua bangunan sekolah yang belum tertangani pascagempa itu yakni SDN Cugenang dan SDN Girijaya
Dari hasil pendataan, terdapat hampir 40 ribu kepala keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan stimulan pada tahap 4
Rumah ini dibangun dengan biaya dari donatur melalui Kitabisa.com dan dibantu YPP SCTV Indosiar.
Anggaran bantuan stimulan tahap keempat saat ini sudah berada di Kementerian Keuangan yang merupakan pengajuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Pencairannya pun disesuaikan dengan pengajuan dari Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pembangunan rumah ini merupakan hasil kolaborasi dengan banyak pihak.
Isu ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat memegang peranan yang cukup krusial. Hal ini disebabkan karena peran strategis Jawa Barat dalam perekonomian nasional.
Produsen kopi Kolombia Wilton Benitez, pemenang kompetisi The Golden Bean 2022 memberikan kelas pengajaran coffee processing bagi para prosesor kopi di Jawa Barat
rumah adat Jawa Barat dengan karakteristik bentuk yang menjunjung unsur hewan dan tumbuhan serta menggunakan bahan alami sebagai simbol kesederhanaan
pakaian adat Jawa Barat untuk pasangan, terdiri dari setelan yang dulunya biasa digunakan kalangan pejabat hingga masyarakat biasa
Saat itu di zaman Kerajaan Tarumanegara banyak suku Sunda yang sudah mengenal tulisan.
Holiday Inn Bandung Pasteur kali ini tidak mau ketinggalan untuk memberikan kuliner-kuliner yang ciamik dengan menghadirkan all you can eat Dim Sum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved