Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEBAGAI bentuk kepedulian mereka pada prajurin TNI, Kodam V/Brawijaya memberikan bantuan tangan palsu kepada para prajurit yang menjadi korban saat konflik dengan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Diungkapkan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, MA saat bertemu dengan sejumlah prajurit, salah satunya anggota Yonif Raider 500/Sikatan, Peltu Khusnul Abd. HakimPeltu Khusnul, ialangsung meminta Kasmin Pangdam Mayor Arm Vicky Harryanto Mamonto untuk berkoordinasi dengan Kakesdam V/ Brawijaya Kolonel Ckm dr. Deddy Firmansyah, Sp.OT.
"Saya minta Kakesdam untuk segera menangani Peltu Khusnul sesuai prosedur medis. Kita carikan dia prosthesis yang kualitasnya, elastis, dan antibakteri sehingga nyaman serta aman untuk dipakai bekerja. Kita harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh anggota. Apalagi cacatnya didapatnya saat bertugas," ujar Pangdam V/Brawijaya.
Saat menerima perintah tersebut, Kakesdam V/ Brawijaya Kolonel Ckm dr. Deddy Firmansyah, Sp.OT menyatakan segera menangani permasalahan ini sesuai arahan Pangdam V/Brawijaya. "Untuk penanganannya akan diusahakan pembuatannya di RST di Surabaya. Kondisi lengan anggota kita akan diukur dan dievaluasi agar segera bisa dibuatkan tangan palsu yang nyaman dan awet sesuai perintah Pangdam ," tegasnya.
Pada bagian lain, Peltu Khusnul Abd. Hakim, mengaku senang dengan perhatian tersebut. Ia menuturkan, saat ditugaskan ke Nangroe Aceh Darusallam, pada Oktober 2004 silam, ia bersama pasukannya terlibat kontak tembak dengan kelompok GAM pimpinan Ishak Daud.
Pada pertempuran di daerah Alur Rambung, Acah Timur itu, Khusnul tertembak di tangan kiri dan kanannya. Luka tembakan paling parah adalah di pergelangan tangan dan ketiak kanan hingga tembus ke belakang.
Setelah dilakukan penanganan, jari-jari tangan kanannya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Infeksinya sudah parah. "Akhirnya, lengan kanan saya diamputasi hingga di bawah siku. Saya kemudian dibuatkan prosthesis, tangan palsu," tutur Khusnul.
"Setelah kami periksa rupanya di bagian siku dan telapak serta jari-jari sudah aus. Sehingga tidak elastik lagi. Kalau dia menggerakan lengannya, bagian yang rusak itu menekan bagian kulit yang diamputasi itu. Jadinya sakit," kata dr. Letda Ckm dr. Wily Danis Pratama, MH, dokter pribadi Pangdam V/Brawijaya.
"Tangan prosthesis itu seperti bagian dari nyawa saya bekerja supaya seimbang. Makanya saya sangat bersyukur Pangdam V/Brawijaya langsung menindaklanjuti keluhan saya ini," ujar Peltu Khusnul. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved