Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Polisi Akui Kemacetan di Pintu Tol Brebes Sulit Diantisipasi

Damar Iradat
04/7/2016 14:05
Polisi Akui Kemacetan di Pintu Tol Brebes Sulit Diantisipasi
(ANTARA)

KORLANTAS Polri mengaku kesulitan mengurai titik macet mulai dari pintu keluar Tol Brebes Timur menuju Tegal, Pemalang, dan Slawi. Penumpukan antrean kendaraan yang terjadi di pintu keluar Tol Brebes Timur sejak dua hari lalu hingga saat ini belum sepenuhnya terurai.

Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Kombes Benyamin mengatakan langkah antisipasi saat ini tidak dapat dilakukan. Sebab, besarnya lajur pintu keluar dengan volume kendaraan tidak sebanding.

"Karena memang volume kendaraan banyak, sementara pintu keluar tol kecil," kata Benyamin ketika dihubungi, Senin (4/7).

Benyamin mengatakan, selain lajur pintu tol yang sempit (bottleneck), pintu keluar Brebes Timur juga berdekatan dengan jalur Pantura. Hal itu memengaruhi pintu keluar tol Brebes Timur jadi simpul kemacetan.

Hambatan lain yang menyebabkan kemacetan di antaranya, penumpukan antrean kendaraan di pom bensin setelah keluar tol dan adanya terminal-terminal bayangan sepanjang jalur Brebes menuju Semarang.

Benyamin menyebut, hal-hal tersebut membuat pergerakan detik per detik kendaraan jadi terhambat.

"Pergerakan detik per detik itu memengaruhi sekali," tutur dia.

Ia melanjutkan, yang juga menjadi masalah saat ini yakni jalur Tegal menuju arah timur hanya tersedia dua jalur. Namun, anggota Polri di lapangan telah diimbau untuk memberlakukan contra flow.

"Dari Brebes Timur menuju Tegal lumayan (volume kendaraan) mengalir. Tapi, di belakangnya mampet. Belum lagi arus kendaraan yang dari arah Semarang menuju Jakarta juga harus diberikan," tutur dia.

Untuk warga yang saat ini baru akan pergi mudik, Benyamin mengimbau agar memilih jalur lain. Untuk pemudik yang ke arah Jawa diimbau memilih menggunakan jalur selatan.

"Walau (jalur selatan) tersendat, masih bisa bergerak. Di Brebes Timur macetnya masih panjang, mungkin baru cair sore atau malam nanti," tegasnya.

Imbas menumpuknya kendaraan selama berjam-jam membuat beberapa kendaraan kehabisan bahan bakar. Bahkan, di beberapa titik stasiun pengisian bahan bakar stoknya menipis.

Oleh karenanya, Benyamin mengimbau pengguna jalan untuk mengisi bahan bakar sebelum masuk jalur biasa. Sementara itu, terkait hal itu, Polri juga telah berkoordinasi langsung dengan pihak Pertamina.

"Sekarang pom bensin di Brebes sudah diisi oleh Pertamina. Di KM 252, tempat istirahat Pejagan-Brebes, Pertamina juga sudah menyediakan penjualan, bentuknya kemasan. Mungkin ditaruh di jeriken," papar Benyamin.

Kemacetan yang terjadi saat arus mudik diprediksi tidak akan terulang pada saat arus balik. Benyamin memprediksi, kepulangan para pemudik ke daerah masing-masing akan terbagi dalam beberapa waktu.

Puncak arus balik kali ini diprediksi bakal terjadi sekitar Sabtu (9/7) hingga Minggu (10/7). Itu pun hanya akan dipadati oleh pekerja yang akan masuk pada hari Senin (11/7).

"Yang pulang (arus balik) ini hanya orang-orang kantoran. Sementara pedagang, dan anak-anak sekolah belum akan pulang. Jadi, mungkin (waktu arus balik) akan terbagi," beber dia.

Selain itu, Benyamin menegaskan, pada arus balik nanti, kendaraan-kendaraan dari arah Timur (Semarang), dan Selatan (Pejagan) tidak akan menemui hambatan ketika masuk ke dalam tol. Ia memprediksi, titik simpul kemacetan pada arus balik akan terjadi di Gerbang Tol Cikarang Utama.

Pada arus balik nanti, kemacetan juga akan terjadi di jalur Tegal-Brebes. Benyamin menyebut, hal itu lantaran disebabkan banyak lapak-lapak dadakan dan pemudik yang berhenti di pinggir jalan untuk membeli makanan.

"Terutama pagi, banyak yang berhenti untuk sarapan. Yang harusnya pakai dua jalur, akhirnya jadi satu jalur," ungkap dia. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya