Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Harga Premium Eceran di Tol Melambung 100%

Akhmad Safuan
04/7/2016 11:31
Harga Premium Eceran di Tol Melambung 100%
(Istimewa)

MEMASUKI H-2 Lebaran, kemacetan di jalur mudik baik tol maupun jalan nasional Cirebon-Brebes-Tegal masih memanjang. Sebagian pemudik di jalan tol mulai kehabisan bahan bakar minyak (BBM) dan terpaksa membeli eceran dengan harga dua kali lipat lebih mahal.

Pemantauan Media Indonesia di Pantura, Senin (4/7), kemacetan pemudik di ruas tol Kanci, Penjagan, dan Brebes Timur masih berlangsung. Ribuan kendaran pemudik terjebak dalam kemacetan panjang hingga lebih dari 12 jam untuk keluar dari tol tersebut. Akibatnya, persediaan bahan bakar minyak juga menipis bahkan habis.

Kesempatan itu dimanfaatkan warga untuk menjual BBM eceran dengan menggunakan jeriken ukuran 5 liter. Mereka menjual dengan harga jauh lebih mahal dibanding dengan harga resmi di stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) yakni untuk premium Rp15.000 per liter.

"Ya terpaksa membeli premium eceran dengan harga dua kali lipat, karena tangki mobil sudah menipis bahkan sebagian pemudik lain telah kehabisan," kata Endang, 49, pemudik dari Serang, Banten dengan tujuan Ungaran. Kabupaten Semarang.

Hal senada diungkapkan Rifki, 45, pemudik dari Bekasi yang mengaku kehabisan BBM sejak memasuki tol Penjagan, karena sebelumnya telah terjebak macet di Jakarta, bahkan sudah lebih dari 16 jam terhenti di ruas tol ini.

"Hanya bergerak setiap 10-15 meter kemudian terhenti lagi hingga 1 jam," katanya.

Demikian juga di jalur Pantura mulai pintu keluar Brebes Timur tidak sedikit kendaran yang terhenti karena kehabisan BBM. Namun nahas, sebagian SPBU kehabisan dan terpaksa membeli eceran meskipun harganya naik sekitar Rp2.000 - Rp3.000 per liter.

"Ya terpaksa membeli eceran, semoga sampai SPBU berikutnya BBM masih ada," kata Juarno, 54, pemudik dengan tujuan Boyolali.

Sementara itu Andi, 23, warga Bulakamba, Brebes, pedagang BBM eceran, mengaku memanfaatkan kondisi macet ini dengan menjual premium eceran dengan menggunakan jeriken ukuran 5 liter dengan harga Rp15.000 per liter, karena sulitnya menembus lokasi macet di tol Penjagan - Brebes Timur.

"Dalam sehari bisa laku hingga 50 liter, kita hanya membantu pemudik yang kehabisan BBM akibat kemacetan ini," kata Andi.

Ditanya keuntungan yang besar, Andi dan dua rekannya mengaku keuntungan itu sebanding dengan kesulitan, selain jarak yang jauh menuju lokasi kemacetan di ruas tol, juga harus memanjat tembok tol setinggi 8 meter.

"Kita harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer dengan motor dan jalan kaki sejauh 1 kilometer sebelum turun ke jalan tol, sekali angkat paling hanya membawa 20 liter," tambahnya.

Keuntungan yang besar ini, lanjutnya, paling hanya berlangsung beberapa hari saat kemacetan terjadi dengan keuntungan rata-rata Rp300 ribu per hari. Namun, setelah itu, akan kembali normal dan tidak dapat berjualan lagi di jalan tol, sehingga dapat digunakan untuk lebaran yang tinggal dua hari.

Mengatasi kondisi pemudik yang kehabisan BBM, Kepala Polres Tegal Ajun Komisaris Besar Adi Vivid mengambil inisiatif untuk membantu pemudik dengan menyalurkan BBM ke kendaraan yang mengalami mogok akibat kehabisan bahan bakar.

"Saya dengan anggota langsung bergerak menggunakan kendaraan yang ada dan membawa 40 jeriken untuk menyalurkan BBM ke kendaraan yang kehabisan di jalur Pantura, hal itu agar tidak menimbulkan hambatan," kata Adi Vivid.

Antrean kendaran di SPBU, kata Adi Vivid, juga menjadi penyebab kemacetan, sehingga dihimbau kepada pemudik untuk membeli BBM secukupnya agar pelayanan dapat lebih cepat.

"Memang di SPBU juga ,mengalami kesulitan karena stok terbatas akibat keterlambatan pengiriman," tambahnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya