Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Forum Kewirausahaan Pemuda Ajak Wirausahawan Muda Baca Peluang di Masa Resesi

Bayu Anggoro
14/12/2022 22:45
Forum Kewirausahaan Pemuda Ajak Wirausahawan Muda Baca Peluang di Masa Resesi
Forum Kewirausahaan Pemuda menggelar talkshow untuk memotivasi pemuda mampu melihat peluang di masa depan(DOK/FKP)

UNTUK menghadapi ancaman resesi pada 2023, Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) menggelar kegiatan talkshow yang bertempat di Hotel Akmani Jakarta Pusat, Rabu (14/12).

Kegiatan yang dihadiri Ketua DPP FKP Mikail Rakhimi, Sekjen DPP FKP Wahyudi yuka dan Anggota DPR RI Komisi VI, H Achmad Baidowi mengambil tema "Perkuat Sinergi dan Kolaborasi Wirausaha Muda Dalam Menghadapi Ancaman Resesi di 2023".

Achmad Baidowi mengatakan para wirausahawan yang tergabung dalam FKP
harus pandai melihat peluang dan tantangan ke depan. "Resesi tidak hanya
di Indonesia tetapi ancaman resesi global karena pertumbuhan ekonomi
global itu sekitar 2% sekian, sedangkan pertumbuhan ekonomi kita itu
masih di atas rata-rata yakni 5% dan lebih bagus dibanding mitra kerja
kita."

Kondisi itu menjadi peluang karena konsumsi domestik dan juga produksi
domestik Indonesia masih berlimpah. "Setidaknya kita masih bisa memenuhi kebutuhan domestik dan juga pemasaran di domestik itu masih cukup besar bangsa pasarnya itu menjadi peluang bagi pelaku usaha. Jadi kalaupun ada isu resesi dan macam-macam juga perlu dikhawatirkan tapi juga pertumbuhan waspadai kita tidak boleh mengabaikan semua potensi," ujar Baidowi.

Lebih lanjut, Baidowi menjelaskan semua hal yang akan merugikan yang
akan mengganggu kita tetap harus tetapi kita tidak boleh larut terhadap
isu-isu yang berkembang. Ia yakin anak-anak muda khususnya dan
tergabung dalam FKP ini akan mampu untuk mengatasi.

"Pertama kalau kita lihat dari pertumbuhan kebutuhan ekonomi dunia pertambangan ini juga terkait dengan krisis energi di dunia akibat infasi Rusia ke Ukraina berubah menyebabkan sektor pertambangan itu menjadi komoditas yang paling dicari hari ini. Ekspor kita itu mayoritas memang sektor pertambangan baru palm oil dan seterusnya," terangnya.

Di bidang pangan ataupun pertanian, lanjutnya, Indonesia sebagai produsen pertanian produknya cukup melimpah. Sementara oada pandemi
covid-19 lalu banyak produksi negara lain mengalami keterlambatan. Ini peluang yang sangat besar bagi kita, pelaku ekonomi di Indonesia bagaimana memanfaatkan peluang pasar tersebut," tambah Baidowi.


Tiga program


Sementara itu, Ketua Umum FKP Mikail Rakhimi menyampaikan pihaknya
mencoba menarik mitra strategis dari pemerintah maupun swasta untuk
memaksimalkan peluang.

"Kendala yang paling kami alami saat ini sebenarnya komunikasi.
Terobosan kami tahun depan untuk program sebenarnya kita punya tiga
program besar yang kemudian kita kolaborasi dengan beberapa stakeholder
baik swasta maupun pemerintah, " kata Mikail.

Untuk program ke depan, lanjut dia, pertama tentang inkubasi dari
tingkat pusat maupun tingkat daerah. "Kami sedang menyusun bagaimana
inkubasi dengan satu materi yang sama dengan satu road map yang sama. Kedua kita sedang bicara tentang pesantren preneur kita melihat bahwa
ternyata hari ini Indonesia ini punya pesantren yang lumayan besar dan
yang ketiga tentang sport industri, " tutupnya.

Di sisi lain, Sekjen DPP FKP Wahyudi Yuka menambahkan DPP FKP akan meluncurkan e-KTA pada Januari 2023, dan untuk seluruh anggota FKP yang memiliki produk unggulan akan dipamerkan secara digital.

"Bagaimana produk unggulan dapat kita informasikan secara lebih luas dan bisa dikolaborasikan antar-provinsi. Jadi secara data base keanggotaan kita sudah siap. FKP sudah terbentuk di 30 Provinsi tingkat kota dan kabupaten. Melalui program-program yang sudah dijelaskan Ketum, saya yakin dari FKP bisa menyumbang 0,5% pertumbuhan wirausaha muda pemula di Indonesia karena teman-teman di daerah sudah mempersiapkan lebih dari 1.000 wirausaha di setiap provinsi," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya