Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
ORGANISASI kemasyarakatan (ormas) Islam yang moderat dan memiliki pemahaman washatiyah memiliki tugas untuk membangun moderasi beragama di masyarakat. Karena hal ini sebagai upaya untuk membendung penyebaran paham radikal terorisme.
Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat menghadiri Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan BNPT bekerja sama dengan ormas Islam Pengurus Besar Darud Da'wah Wal Irsyad (PB DDI), di Makassar, Selasa (13/12).
"DDI itu gudangnya para pedakwah. Tahun depan, DDI tentu juga jadi prioritas, karena kita mau para pedakwah ini bagaimana bisa mengajarkan moderasi kepada para umat, membawa masyarakat menjadi moderat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Nurwakhid menjelaskan sebagai lembaga yang mengoordinatori pencegahan radikalisme dan terorisme, BNPT melalui Direktorat Pencegahan terus berupaya membangun kemitraan dan kerja sama dengan ormas-ormas moderat. Sehingga nantinya ormas-ormas moderat tersebut bisa ikut membantu BNPT dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme.
"DDI adalah ormas yang sangat moderat, layaknya ormas-ormas yang kita sebelumnya pernah bekerja sama. Kami BNPT terutama Direktorat Pencegahan membangun kemitraan secara sinergis dan produktif dengan civil society atau ormas keagamaan moderat, misalnya dengan Darud Da'wah Wal Irsyad, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan ormas-ormas Islam lainnya," katanya.
Lebih lanjut Nurwakhid menjelaskan, kerja sama dan kemitraan tersebut tak lain adalah upaya dalam membangun moderasi beragama dalam masyarakat, yang nantinya akan ikut serta dalam kontranarasi, kontraideologi, serta vaksinasi ideologi.
Baca juga: Polda NTB Ungkap Kasus Pemberangkatan PMI Anak ke Arab Saudi
"Kemitraan ini untuk apa, untuk membangun moderasi beragama, untuk melakukan kontra radikalisasi terutama di dunia maya, kontra narasi, kontra propaganda dan kontra ideologi, dan untuk memberikan vaksinasi ideologi terhadap masyarakat, supaya imun dan tercegah dari segala paparan radikalisme dan terorisme" ungkapnya.
Ia menjelaskan, ke depan DDI akan menjadi mitra abadi dari BNPT sebagai upaya untuk kesiapsiagaan nasional, dan terus membangun moderasi beragama di lingkungan masyarakat
"DDI insya Allah akan kita jadikan mitra abadi, untuk membangun kesiapsiagaan nasional, dalam hal ini untuk vaksinasi ideologi pada masyarakat, untuk membangun dan mengembangkan moderasi beragama di lingkungan masyarakat," ungkapnya.
Nurwahid pun berharap DDI akan terus berkembang sebagai ormas moderat, sehingga terus membangun pemahaman washatiyah. Dan sebagai mitra BNPT DDI akan terus mengembangkan dakwah-dakwah yang nantinya dapat membantu dalam pencegahan paham radikal di masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan pernyataan Direktur Pencegahan BNPT tersebut, Ketua Majelis Istisyar sekaligus Penasihat PB DDI KH Alwi Nawawi mengungkapkan bahwa DDI akan selalu berkomitmen untuk mendukung program BNPT dalam mencegah paham radikal terorisme di masyarakat.
"Karena apa yang dilajukan BNPT ini merupakan tanggung jawab bersama. Agama sendiri tidak akan berjalan kecuali kondisinya kondusif. Karena itu, tugas kita semua yakni mencegah terorisme itu jangan sampai menyebar ke masyarakat," ujar Kiai Alwi.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum PB DDI KH Helmy Ali Yafie mengatakan DDI sangat mendukung program BNPT dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme di masyarakat. Menurutnya, DDI merupakan organisasi yang memiliki karakter pendidikan yang moderat sejak para pendiri DDI memprakarsai berdirinya organisasi DDI tersebut.
"Para pendiri DDI ini merespons kelangkaan pendidikan dan dinamika pemikiran Islam yang mulai diinfiltrasi oleh pemikiran-pemikiran yang menentang terhadap kearifan lokal," ujar Kiai Helmy. (RO/OL-16)
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Insiden mengerikan terjadi saat perayaan kemenangan Liverpool di Liga Premier Inggris. Ketika sebuah mobil menabrak supporter
Jerman enggan mengkritisi Israel karena tanggung jawab sejarah. Namun, ia mengaku tak bisa lagi memahami tujuan Zionis di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved