Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kisah Relawan Jabar Quick Response di Cianjur, dari Menjangkau Pelosok hingga Menyelamatkan Ibu Melahirkan

Bayu Anggoro
08/12/2022 22:40
Kisah Relawan Jabar Quick Response di Cianjur, dari Menjangkau Pelosok hingga Menyelamatkan Ibu Melahirkan
Relawan Jabar Quick Response memeriksa kesehatan pengungsi korban gempa di Cianjur(DOK/JABAR QUICK RESPONSE)

TENAGA medis menjadi garda terdepan dalam upaya menyelamatkan nyawa korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Berbagai kisah pengalaman saat membantu sesama menjadi hal yang mewarnai kehidupan mereka di tengah-tengah bencana.

Salah satunya relawan dari Jabar Quick Response (JQR) yang turut serta
dalam penanganan darurat bencana khususnya kesehatan. Mereka tersebar di beberapa desa yang termasuk wilayah pelosok dan perkampungan yang belum terakses bantuan, khususnya kesehatan seperti di Desa Cibulakan, Desa Gasol, Desa Benjot dan Desa Barukaso.

Diceritakan Muthia Utami, dirinya bersama satu timnya mengaku sangat
diterima oleh warga pengungsian di sana. Mereka merupakan relawan
yang pertama mengunjungi pengungsian yang berlokasi di Desa Gasol,
Kecamatan Cugenang.

"Kita relawan pertama yang datang ke situ. Yang pertama memberikan pengobatan. Warga mengungsi di persawahan," ungkap Muthia

Saking senangnya, Muthia mengungkapkan warga pun ikut membantu
mendirikan tenda untuk medis. Walau jujur, Muthia yang pertama kali
turun menjadi tim medis, awalnya merasa khawatir.

"Penanganan kebencanaan dengan menjadi relawan medis ini baru pertama kali. Pengalaman pertama, awalnya ada khawatir, tapi setelah melewati ya jadi terbiasa. Pengalaman ini tidak bisa dilupakan, saya sangat terketuk hati melihat warga tidur di tenda, ada yang nangis kehilangan sanak saudaranya," ungkapnya.


Kandang kambing

Hal sama dirasakan juga oleh Fauziah. Dirinya sempat ke pengungsian
warga yang tinggal di kandang kambing. Mereka terpaksa harus tinggal di sana karena lebih aman.

"Saya masih terbawa suasana melihat warga harus mengungsi ke kandang kambing. Sedih juga melihat mereka tinggal di sana, termasuk bayi dan lansia," ungkap Fauziah.

Fauziah pun menganjurkan para ibu untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman dan nyaman agar kesehatan bayinya tetap terjagat.

Cerita lain diungkapkan Iqbal dan Jalal. Mereka dihadapkan pada seorang ibu yang akan melahirkan di pengungsian dan jauh dari rumah
sakit. Beruntung setelah ditolong JQR, ibu yang diketahui bernama
Nurjanah itu bisa di rujuk ke rumah sakit dan tak berselang lama berhasil melahirkan buah hatinya.

"Saya tiga hari tinggal di posko bersama Jalal, Muthia dan Fauziah.
Tinggal di sana 3 hari, namun di hari kedua mendapati ibu hamil
kontraksi hebat. Akses pengungsian ke akses kesehatan sangat jauh. Posko jalan setapak, terus ada reruntuhan. Relawan bawa tandu agak kesusahan saat evakuasi Ibu Nurjanah. Alhamdulillah kita tanggap cepat, 15 menit sudah sampai ke RS dan kemudian lahir normal melahirkan bayi laki-laki," ungkap Iqbal berseri. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya