Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rob Tenggelamkan Desa di Pesisir Demak

Akhmad Safuan
02/11/2022 14:41
Rob Tenggelamkan Desa di Pesisir Demak
Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, nyaris tenggelam akibat rob.(MI/Akhmad Safuan.)

CUACA di Jalur Pantura Semarang-Demak, Jawa Tengah, Rabu (2/11), cukup cerah dengan udara sedikit panas. Beberapa hari sebelumnya daerah itu selalu diselimuti awan dan guyuran hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Lalu lintas di jalur pantura juga sedikit tersendat menjelang sore. Ada genangan banjir air laut pasang (rob) merendam jalur wilayah Sayung tersebut dan desa-desa hingga radius lima kilometer dari bibir pantai seperti Sriwulan, Surodadi, Bedono, Gemulak, Tugu, Loireng, dan Desa Timbulsloko.

Banjir rob menjadi langganan di desa itu. Bahkan Desa Timbulsloko kini terancam hilang dari peta, karena sudah sebagian besar
lahan hilang menjadi lautan termasuk tiga ruas jalan menuju desa itu. Akibatnya, satu-satunya alat transportasi keluar masuk sekitar 150 keluarga hanyalah perahu.

Kondisi Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, semakin memprihatinkan. Bencana alam nyaris merenggut semuanya dari lahan pertanian, tambak, hingga tempat tinggal. Warga bertahan karena tidak tahu harus tinggal di mana lagi meskipun hidup dikelilingi air rob yang tidak kunjung surut.

Nasib ratusan keluarga itu nyaris seperti ribuan warga desa tetangga yang kini hanya menyisakan nama, yakni Senik dan Tambaksari, yang telah hilang ditelan banjir rob. Ribuan warga itu pun terpaksa harus hengkang dan kini hidup di pinggiran tanggul di desa lain seperti Gemulak dan Sudogemah, Kecamatan Sayung, Demak.

Pada 1970, Senik dan Tambaksari merupakan desa yang cukup subur dengan sawah dan areal tambak luas membentang. Warga berkata, pencaharian sebagai petani secara ekonomi juga makmur. Itu terlihat dari ratusan bangunan rumah dan masjid cukup megah yang kini hanya menyisakan puing tenggelam hingga terlihat setengah dan atasnya saja.

Namun memasuki 1980-an, bencana rob meskipun tidak terlalu tinggi mulai datang secara berangsur-angsur semakin meluas hingga 1995. Dampaknya semakin parah hingga daratan seluas 739,2 hektare menyusut dan pada 2006 hilang tenggelam.

"Saya masih SMA saat itu pada 2006, ketika rob menenggelamkan desa kami hingga ribuan warga terpaksa pindah karena rumah tidak dapat ditinggalkan lagi. Sawah dan tambak telah berubah menjadi lautan," kata Untung, yang kini hidup sebagai penerima perahu di Desa Bedono, Sayung, Kabupaten Demak.

Kini kondisi terulang, Desa Timbulsloko juga mengalami kondisi yang nyaris serupa. Sudah ratusan hektare sawah dan tambak hilang akibat rob, bahkan rumah warga terpaksa menjadi bangunan panggung dengan di bawahnya air, termasuk jalan perkampungan serta jembatan bambu dan kayu. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya