DARI 181 Desa di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae ditunjuk menjadi percontohan desa cinta statistik (Cinta). Penunjukan sebagai Desa Cantik oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka justru membuat masyarakatnya kaget.
Hal ini diutarakan oleh beberapa warga pada saat peresmian Desa Watuliwung sebagai Desa Cantik yang berlangsung Senin, (17/10).
Kekagetan warga ini pun langsung dijelaskan Kepala BPS Kabupaten Sikka, Kristanto Setyo Utomo dihadapan masyarakat Desa Watuliwung, bahwa Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) merupakan program percepatan penguatan statistik sektoral secara nasional yang dilaksanakan pada tingkat pemerintahan terkecil dan sekaligus sebagai salah satu implementasi Program Satu Data Indonesia. Dari sekian desa di Kabupaten Sikka, memang hanya Desa Watuliwung ditunjuk sebagai desa cinta statistik.
Kris kembali menjelaskan saat ini desa tidak saja sebagai obyek tetapi sebagai subjek bahkan desa sudah menjadi ujung tombak segala pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya. Oleh karena itu, kata dia, BPS sebagai intansi resmi pemerintah yang ditunjuk untuk mengelola data maka berinisiatif untuk membantu desa agar bisa mengelola data sehingga nantinya kedepan data tersebut bisa digunakan dalam rangka intervensi kebijakan melalui dana desa.
"Poinnya, kita di BPS ingin membantu Desa Watuliwung yang menjadi ujung tombak pembangunan dengan menyediakan data lewat program Desa Cantik," papar Kris
Menurut dia, setiap kebijakan akan menjadi lebih efektif ketika didasari dengan data yang tepat dan jelas, sehingga kebijakan yang diintervensi tidak salah sasaran lagi. "Kalau ada data yang berkualitas, ada data yang baik maka kebijakan yang diberikan juga tepat sasaran melalui pengelolaan dana desa," ujarnya
Ia mengatakan para perangkat desa nantinya BPS memberikan pendampingan untuk mendapatkan data yang tepat maka perlu dilakukan pembelajaran mengenai literasi statistik dan kapasitas aparat desa terkait statistik perlu ditingkatkan. "Sebenarnya, BPS membantu bagaimana mereka yang ada di desa peduli dengan data lewat program Desa Cantik," tandasnya.
Kris menambahkan, Desa Cantik sebenarnya bertujuan meningkatkan pemahaman dari perangkat desa terkait bagaimana mengolah data yang ada di desa.
"Data-data yang ada didesa bagaimana perangkat desa kelola dan manfaatkan sebagai dasar pengambilan kebijakan apapun yang ada didesa. Kita juga akan membantu perangkat desa bagaimana mendapatkan data yang standar dengan berkualitas. Kita juga ingin menciptakan agen-agen statistik yang ada di desa yang memiliki kemampuan seperti BPS lewat desa cantik ini. Mereka kita ajarkan selama tiga bulan" ujarnya.
Kedepanya, jelas Kris, Desa Watuliwung bakal menjadi desa contoh bagi desa yang ada di Kabupaten Sikka. "Di Sikka ini desa cantik hanya satu yaitu desa Watuliwung. Desa ini akan menjadi model. Kalau ini berhasil, maka nantinya kita akan latih bagi desa-desa lainnya yang ada di Kabupaten Sikka," pungkas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sikka atau Kadis PMD Kabupaten Sikka, Fitrinita Kristiani juga menambahkan bahwa di Kabupaten Sikka baru ada istilah desa cinta statistik atau desa cantik. Yang mana, Desa Watuliwung ditunjuk oleh BPS sebagai desa cantik.
Untuk itu kata dia, secara nasional semua rujukan data harus berdasarkan data BPS. "Kita boleh banyak data. Tetapi data yang dipakai untuk kepentingan apapun harus keluar dari BPS sehingga desa cantik sebenarnya ingin satu data se Indonesia," ujarnya. (OL-13)
Baca Juga: Ekspansi Tambang di Kalsel Hancurkan Lingkungan, Pemerintah-Aparat Tutup Mata