"ALPHA tango di sini. Ada yang monitor?". Sapaan Ateng Tanjaya melalui radio komunikasi itu seketika disambut koleganya. Percakapan singkat di udara pun berlangsung. Ateng, yang dikenal dengan nama udara Alpha Tango itu bermaksud mengecek modulasi sekaligus kesiapsiagaan para koleganya. Kemunculan lelaki 65 tahun itu di frekuensi radio amatir selalu dicermati serius. Itu lantaran peran sentralnya dalam memobilisasi regu pemadam kebakaran di Pontianak. Melalui frekuensi radio, dia menyebarluaskan informasi kepada seluruh perkumpulan pemadam kebakaran. "Suara saya telanjur diidentikkan dengan kebakaran, karena sering menginformasikan kejadian tersebut," kata Ateng kepada Media Indonesia, pekan lalu. Mantan Ketua Badan Pemadam Api Siantan (BPAS) itu mendirikan Forum Komunikasi Kebakaran Pontianak sebagai pusat informasi penanggulangan kebakaran. Dia bertindak selaku koordinator sekaligus operator tunggal.
Forum yang dirintis sejak 1988 itu memiliki frekuensi khusus di 147.000 Mhz. Ada 23 perkumpulan pemadam yang kini bergabung dalam forum tersebut. Mereka berbagi informasi dan mengoordinasikan penanganan kebakaran di Pontianak dan wilayah di sekitarnya. Ateng selaku operator harus memandu dan memastikan validitas informasi itu, sebelum disebarluaskan melalui radio. Dia biasa meminta pemadam terdekat untuk turun terlebih dahulu sekaligus memastikan kebenaran dan kondisi di lokasi kejadian. Setelah mendapat informasi valid dari lapangan, ia baru berani meminta pemadam lain bergabung ke lokasi. Informasi lapangan juga menjadi rujukan untuk menentukan seberapa banyak regu pemadam yang harus dikerahkan. Ateng juga memiliki jaringan informan terpercaya yang senantiasa mengabarkan dan memastikan kebenaran informasi.
Verifikasi itu perlu dilakukan untuk menghindari informasi palsu, atau yang masih sumir. "Ada yang pernah mengabarkan kebakaran karena melihat asap tebal. Setelah dicek ternyata cuma (tumpukan) ban bekas yang dibakar," ujarnya. Ateng memancarluaskan informasi melalui seperangkat radio komunikasi di samping tempat tidurnya. Dia pernah berpisah tidur dengan istrinya yang merasa terganggu karena suara radio tersebut. Namun, sekarang istrinya, Lim Pwe Eng, bisa tidur nyenyak karena sudah terbiasa. Pwe Eng bahkan sering membangunkan Ateng saat mendengar informasi kebakaran. "Kalau yang (tidur) di kanan istri pertama, yang kiri istri kedua," seloroh Ateng, sembari menunjuk tempat tidur dan radio komunikasinya. Ketua BPAS empat periode itu selalu bersiaga 24 jam sehari. Selain di kamar tidur, Ateng juga memasang perangkat komunikasi di mobil pribadi, dan selalu menenteng handy talky.
Sejumlah regu pemadam kebakaran yang ditemui Media Indonesia, mengaku sangat terbantu dengan informasi yang dipandu Ateng. "Sumber informasi mengandalkan Alpha Tango. Namun, kami juga sering berbagi informasi ke frekuensi tersebut," kata Sekretaris Pemadam Kebakaran Panca Bhakti Agus Purnomo. Keberadaan Ateng sebagai operator tidak semata meneruskan informasi. Dia juga sering bertindak sebagai pengambil keputusan di saat kondisi darurat. Frekuensi 147.000 Mhz yang juga dipantau oleh aparat keamanan dan jurnalis itu pun dianggap saluran sakral oleh para pemadam. Mereka ikut mengawal dan menjaga frekuensi itu dari para pengganggu.