Ciamis akan Berganti Nama Jadi Kabupaten Galuh

PEMERINTAH Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akan berganti nama menjadi Kabupaten Galuh. Hal tersebut sesuai dengan nama salah satu kerajaan tertua di Nusantara dan masyarakat Ciamis sebagai pewaris dari Kerajaan Galuh. Pergantian nama tersebut telah melalui berbagai kajian.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan sebagai pewaris Kerajaan Galuh, maka masyarakat Ciamis wajib terus memelihara hal tersebut agar selalu berada di hati.

"Pada tahun 2022 ini, kami telah melakukan kajian Ciamis akan berganti nama menjadi Pamkab Galuh dan mudah-mudahan tidak lama lagi nama Ciamis kembali ke nama Galuh. Karena, Galuh yang selama ini berada di Ciamis merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara," kata Herdiat dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-13 Gong Perdamaian Dunia berada di Situs Budaya Ciungwanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing.

Ia mengatakan, Situs Budaya Ciungwanara semula milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan sekarang sudah menjadi milik Kabupaten Ciamis. Lokasinya memiliki luas lahan sekitar 2 hektare. Dalam perayaan HUT ke-13 Gong Perdamaian Dunia, Situs Ciungwanara merupakan simbol persaudaraan.

"InsyaAllah ke depannya kita akan pusatkan di sini, dengan pengelolaan dan penataan yang baik akan menjadi daya tarik wisatawan lokal bahkan mancanegara. Setiap pengunjung wajib menjaga kebersihan lingkungan sekitar," tuturnya.

Baca juga: Polres Ciamis Ringkus Tiga Pengedar Ganja Lintas Kota Dalam Provinsi

Peringatan Gong Perdamaian Dunia ke-13 di Situs Budaya Ciungwanara ini rutin digelar secara tahunan, tapi sejak 2 tahun karena adanya pandemi covid-19 kegiatan pun ditiadakan. Perayaan peringatan Gong Perdamaian Dunia bertujuan untuk kembali membangun kekuatan, mempererat tali persaudaraan dan menyatukan perbedaan agar tidak terpecah belah antarsesama saudara dan bisa kembali melestarikan budaya sekaligus kesenian daerah.

"Perayaan peringatan Gong Perdamaian Dunia ke-13 selama ini dihiasi 200 bendera dan juga dilakukan secara rutin setiap tahun dihadiri oleh tokoh adat, sesepuh dari berbagai daerah di Jabar, Irjen (purn) Anton Charliyan, pun termasuk masyarakat. Dalam perayaan tersebut, ratusan bendera di sekeliling gong perdamaian dunia memiliki simbol persaudaraan, perdamaian agar tidak terjadi perpecahan," pungkasnya.(OL-5)