Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pemprov Sumsel Minta Daerah Ikut Sukseskan Program Penurunan Angka Stunting

Dwi Apriani
09/9/2022 18:40
Pemprov Sumsel Minta Daerah Ikut Sukseskan Program Penurunan Angka Stunting
Ilustrasi(DOK MI)

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus berkomitmen dalam menurunkan prevalensi stunting. Pada 2021, angka stunting di Sumsel sebesar 24,8 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang 24,4 persen. Namun capaian itu, lebih rendah dibandingkan 2019 sebesar 27,6 persen.

Wakil Gubernur Sumsel yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sumsel, Mawardi Yahya mengatakan penurunan stunting di Sumsel harus dilakukan untuk menciptakan generasi yang baik.

"Pada 2024 kita harus mencapai angka stunting 14 persen. Saya minta pada pemerintah kabupaten dan kota untuk ikut menyukseskannya. Dana sudah diberikan, jangan sampai tidak sukses," ujarnya.

Selain menekankan kepala daerah di 17 kabupaten dan kota, Mawardi juga meminta OPD di tingkatan Pemda untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam penurunan stunting. "Terutama Dinkes, Dinsos dan OPD terkait lainnya. Rumuskan di dinas lainnya, bagaimana ikut membantu menurunkan stunting. Kontribusi akan terlihat dari cerminan anggaran di OPD, bagaimana kontribusi mereka dalam penurunan stunting" jelasnya.

Mawardi menyebut, penurunan prevalensi stunting itu jadi salah satu program prioritas dari Presiden dalam kurun waktu hingga 2024. "Target tidak akan tercapai jika tak ada kerjasama dari semua pihak. Perlu kerja keras dalam program penurunan stunting. Termasuk pula peran perusahaan melalui CSR-nya juga diharapkan bisa berkontribusi," bebernya.

Di sisi lain, Mediheryanto, Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel mengatakan target tahunan penurunan angka stunting harus bisa 3,4 persen-3,6 persen. "Untuk tahun ini kita belum dapatkan hasilnya, nanti di September atau Oktober baru dilakukan survei dari SSGI (Studi Status Gizi Indonesia)," ujar Mediheryanto.

Menurutnya, angka stunting di Sumsel masih cukup tinggi. Di beberapa daerah di Sumsel masih ada yang di atas 20 persen. Bahkan dua daerah 30 persen lebih dan hanya dua daerah yang angkanya belasan persen.

"Masih banyak yang di atas 20 persen bahkan 30 persen masih ada. Semua daerah jadi lokus kita. Tapi ada daerah prioritas yang akan jadi lokus kita dalam menurunkan angka stunting ke depan di Sumsel," ungkapnya.

Dari data SSGI, prevalensi stunting tertinggi (tinggi badan menurut umur) ada di OKI sebesar 32,2 persen dan OKU 31,1 persen. Sementara 13 daerah yang di atas 20 persen adalah Muara Enim 29,7 persen, OI 29,2 persen dan Muratara 28,3 persen. Kemudian Mura 28,3 persen, Empat Lawang 26 persen, OKU Selatan 24,8 persen, Muba 23 persen, Lubuk Linggau 22,8 persen, Lahat 22,4 persen, Banyuasin dan Prabumulih 22 persen. Selanjutnya OKU Timur 21,5 persen dan Pali 20,2 persen. Terendah ada di Palembang 16,1 persen dan di Pagar Alam 15,5 persen.

"Kita sudah lakukan analisis situasi, nanti hasilnya kita lakukan pemetaan lokus prioritas untuk penurunan stunting. Kita juga perkecil sasaran di wilayah desa dan kelurahan," bebernya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya