Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PERHIMPUNAN Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah cemas dengan dampak ikutan penaikan harga BBM terhadap harga pakan.
Gejala kenaikan sudah muncul di Boyolali, setelah perusahaan ekspedisi menuntut tambahan biaya pengiriman. Di sisi lain harga telur sudah mulai turun.
Menurut Ketua Pinsar Jawa Tengah, Parjuni, dengan penaikan BBM mulai Sabtu ( 3/9), maka bertambahnya ongkos produksi tak dapat dihindari.
"Ini sungguh tidak sejalan dengan wacana penurunan harga telur yang sempat dikeluarkan pemerintah," tegas dia, Minggu (4/9) malam.
Padahal, lanjut dia, pihaknya bisa menerima jika harga-harga komponen produksi peternakan meningkat, asal diimbangi dengan harga jual yang seimbang.
"Jangan sampai harga jual kembali berada di bawah harga pokok produksinya. Peternak bisa semakin tercekik jika wacana penurunan harga telur tak berbanding lurus dengan penurunan harga pokok produksi."
Jasa ekspedisi
Penaikan harga BBM telah memunculkan dampak pada sektor jasa ekspedisi yang menuntut tambahan biaya sebesar 12% untuk pengiriman ke Jakarta dan sekitarnya.
Ongkos tambahan itu tak mungkin dibebankan kepada konsumen. Namun hal itu tidak serta merta disanggupi Asosiasi Peternak Petelur Boyolali Bersatu, sehingga ekspedisi tidak bersedia mengangkut ke Jakarta. Danmpaknya banyak telur tidak bisa dikirim.
"Masa ketahanan telur terbatas, sehingga stok komoditas melimpah di daerah, dan harga pun anjlok. Jika petani terus merugi, bisa jadi gelombang pengosongan kandang petelur berpotensi terulang kembali," tegas Ketua Asosiasi Peternak Petelur Boyolali Bersatu, Krishandrika Immanuel Raharjo.
Sehari usai penaikan BBM, peternak berskala besar yang biasanya menyasar pasar luar kota tak bisa mengirimkan telurnya. Padahal, produksi telur tidak akan berhenti.
Ia paparkan, kalau tidak ada kesepakatan antara peternak dan pembeli, pilihan peternak hanya mencari ekspedisi lain atau membuang ke pasar lokal. Pasar lokal ini jumlahnya terbatas. Akhirnya, nanti akan ada perang harga ke pasar lokal, meski asosiasi sudah melarang.
Dia tegaskan, penurunan harga telur, mengindikasikan terjadinya perang harga di pasaran. Hingga Minggu siang, telur dijual hanya seharga Rp22.000 hingga Rp 23.800 per kilogram.
Hal ini jauh berbeda dengan pertengahan Agus lalu. Saat itu, harga telur bisa mencapai Rp 27.500 per kilogram. Penurunan itu cukup mengkhawatirkan, mengingat harga pokok produksi telur diperkirakan mencapai Rp 24.000 – 25.000 per kilogram.
Dilihat dari angkanya, jelas dia, peternak mulai merugi kembali.
Dampak ikutannya akan memicu terjadinya penurunan populasi ternak. Terlebih jika berlangsung dalam waktu yang panjang.
"Kalau dibiarkan saja, gelombang penutupan kandang bisa terjadi lagi. Ini kan pendapatan mereka mulai minus lagi. Padahal, mereka sempat timbul semangat bisa meningkatkan populasi dengan harga yang membaik beberapa waktu terakhir," tambah Kris.
Berkurangnya populasi ternak termasuk salah satu penyebab melonjaknya harga telur beberapa waktu lalu. Rata-rata peternak mengalami penurunan populasi mulai dari 10% hingga 30%.
Hal itu merupakan imbas hancurnya harga telur setahun lalu akibat rendahnya daya beli masyarakat di tengah pandemi covid-19. Peternak terpaksa mengurangi populasi agar kandang-kandang mereka masih bisa dipertahankan.
"Seharusnya, kami bisa menambah nilai jual sekarang. Tetapi, dampak penaikan BBM, harga pokok produksi juga ikutan naik. Ini butuh campur tangan pemerintah buat menjaga supaya kami bisa tetap eksis di dunia yang kami geluti ini, khususnya para peternak kecil," tandasnya. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved