Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Berburu Pakaian Bekas di Jogja Thrift Market

Ardi
04/9/2022 08:45
Berburu Pakaian Bekas di Jogja Thrift Market
Pengunjung Padati Jogja Thrift Market di Jogja Expo Center, Sabtu (3/9) malam.(MI/Ardi)

MINAT masyarakat membeli pakaian bekas, mulai dari sepatu, celana, baju, hingga topi, masih tinggi. Pencari pakaian yang populer dengan istilah thrift didominasi oleh pelajar SMA dan perguruan tinggi.

Antusiasme masyarakat terhadap pakaian bekas tersebut tampak dalam ajang Jogja Thrift Market (JTM) #2 di Jogja Expo Center, Sabtu (3/9) malam. 

Sebelumnya, Ketua Panitia sekaligus Direktur Utama JEC Endro Wardoyo sudah yakin pengunjung JTM akan ramai karena Jogja ditinggali banyak pelajar dan mahasiswa, yang menjadi pangsa pasar utama pakaian thrift.

"Dari hari pertama pembukaan (2/9), pengunjung sudah ramai, antara 3 ribu hingga 4 ribuan," terang Endro Wardoyo.

Baca juga: YPA-MDR Inisiasi Destinasi Eduwisata Pembatik Cilik Pandak

Ia memprediksi, pengunjung akan makin banyak dari hari ke hari. Pasalnya, selain menjual pakaian bekas, pengunjung juga disuguhi hiburan pertunjukan musik.

Dari pengamatan di lokasi, pengunjung di acara ini biasanya mencari barang-barang bermerek dengan harga yang murah. Selain itu, ada pula pembeli yang sengaja mencari model pakaian yang unik, yang tidak dijual di toko-toko pakaian baru pada umumnya.

"Jogja Thrift Market #2 diisi sekitar 200 gerai, termasuk 40 gerai kuliner, yang berasal dari DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, hingga Jawa Barat," kata Endro. 

Acara ini berlangsung dari 2-6 September 2022.

Walau berstatus barang bekas, kondisi barang yang dijual masih layak pakai. Sesuai kesepakatan para peserta, barang di Jogja Thrift Market minimal dijual Rp50 ribu.

Ia optimis, gelaran ini bisa menyamai kesuksesan Jogja Thrift Market yang digelar pada April 2022. Pada saat itu, transaksi di Jogja Thrift Market mencapai sekitar Rp4,5 miliiar.

"Acara ini ingin membuat gerakan ekonimi pascapandemi. Event ini menjadi  triger untuk daya beli kembali pulih," kata dia.

Ketua Bidang Organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Robby Kusumaharta, menilai fenomena memakai pakaian bekas merupakan kegiatan yang peduli pada lingkungan. 

"Kita menggunakan kembali barang yang masih dipakai sepanjang dibersihkan," kata dia.

Ia pun bersyukur acara ini bisa menggerakkan kembali perekonomian di tengah situasi pandemi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya