Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
INDONESIA memiliki potensi sumber energi baru dan terbarukan yang sangat besar hingga mencapai 400.000 megawatt dan bahkan lebih. Dari potensi tersebut, hampir separuhnya berasal dari energi matahari atau surya. Hanya saja sampai saat ini penggunaan tenaga surya di Indonesia masih jauh dari target dan potensi yang dimiliki, hanya 0,05% dari potensi.
Melihat kondisi ini, tim mahasiswa dari Fakultas Teknik UGM mencoba mengembangkan inovasi pemanfaatan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga melalui pembuatan genteng fotovoltaik pintar yang dinamakan smart rooftop.
Tidak sama dengan genteng biasa yang menjadi atap rumah selama ini, genteng pintar kreasi mahasiswa ini merupakan genteng yang memiliki sel surya dan berbasis IoT (Internet of Things).
"Hampir sama seperti genteng pada umumnya, tetapi dilengkapi sel surya yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik dengan self-cleaning glass agar kotoran yang menempel pada permukaan mudah dibersihkan lewat ponsel," kata anggota tim mahasiswa peneliti genteng pintar Nifwan Arbi Nugroho, Jumat (26/8).
Keunggulan genteng surya ini ada pada penggunaan teknologi IoT sehingga memudahkan proses perawatan secara otomatis dari gawai. Bahkan bisa mengetahui performa genteng surya hingga keadaan lingkungan sekitar.
"Genteng pintar ini dilengkapi alat penyiram air yang terhubung dengan perangkat ponsel pintar, proses pemeliharaan dapat dilakukan secara otomatis saat tidak ada hujan," ucapnya.
Baca juga: Unika Atma Jaya Hadirkan Listrik Tenaga Surya di Sumba
Dikatakan, genteng surya ini terdapat berbagai sensor seperti sensor suhu, sensor hujan, sensor kelembaban, sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor), dan sensor daya yang membuat pengguna mengetahui kondisinya.
Anggota tim lainnya Lathief Nurmahmudi Wijaya mengatakan genteng pintar bertenaga surya ini akan terus dikembangkan agar nantinya bisa lebih banyak memiliki fitur-fitur dan dikomersilkan supaya bisa memberi manfaat kepada masyarakat luas.
Seperti diketahui, selain Nifwan dan Lathief, genteng pintar bertenaga surya ini dirancang oleh anggota tim lainnya dari Fakultas Teknik UGM yakni Muhammad Rafif Taqiyuddin dan Maulana Istar dengan mendapat bimbingan dosen Fakultas Teknik UGM Ahmad Agus Setiawan. Pengerjaan inovasi genteng surya ini melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM - KC) UGM dan memperoleh sumber dana dari Kemendikbud Ristek.(OL-5)
INDONESIA memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah yang sangat besar dengan potensi 400.000 Megawatt, dimana separuh diantaranya berasal dari potensi energi matahari.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi pernyataan mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, dalam sebuah video YouTube yang meragukan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo
PIhak UGM menyayangkan pihak yang mengiring opini soal pernyataan Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.
Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM menyampaikan duka cita atas berpulangnya Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan meninggal di Menteng
Partisipasi pemilih tidak ditentukan oleh desain pemilu, tetapi oleh kekuatan hubungan antara pemilih dan para kontestan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved