Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KONTEN naratif diyakini mampu menekan penyebaran berita bohong
(hoaks). Fenomena penyebaran informasi bohong yang dinilai semakin marak itu bisa diminimalisasi dengan cara tersebut.
Peneliti Riset Counter Narrative Melawan Hoaks, Septiawan Santana,
mengatakan, penyebaran hoaks saat ini diperparah dengan posisi media
massa (pers) yang banyak menggunakan media sosial dalam penyebaran
informasi.
Menurutnya, sebagai lembaga kebenaran, dulu media massa seperti cetak, televisi dan radio menjadi acuan utama. "Posisi pers saat ini sudah menurun. Sekarang justru berbalik, wartawan sudah hampir sama posisinya sebagai penyampai informasi dengan khalayak. Medsos menjadi jalan bagi penyebaran informasi, di antaranya hoaks," katanya saat jadi pembicara pada Public Expose : Hasil Riset Counter Narrative Melawan Hoaks, Rabu (24/8).
Bahkan, lanjut dia, saat ini banyak media massa yang menjadi barometer
kebenaran informasi, malah menggunakan media sosial sebagai acuan
informasi. Oleh karena itu, konten naratif sangat diperlukan
untuk mengantisipasi dominasi narasi-narasi hoaks di wacana publik.
"Betapa kuatnya penyebaran hoaks di media sosial yang dipenuhi berbagai kepentingan yang memicu kegaduhan dan kericuhan, karena dibuat tanpa etika,"katanya.
Septiawan mengapresiasi program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah menghadirkan program Jabar Saber Hoaxs (JSH) yang mampu menghasilkan narasi-narasi guna mengantisipasi informasi bohong.
"Hasil riset kami, bahwa ada kegiatan konten naratif yang dilakukan JSH. Juga ada penemuan counter naratif ini kepada instagram dan WA,"
ungkapnya.
Jabar Saber Hoaks
Dekan Fikom Unisba, Atie Rachmiatie, mengapresiasi program Jabar Saber
Hoaxs yang telah mengeluarkan Public Expose Hasil Riset Counter
Narrative Melawan Hoaks. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menekan
penyebaran hoaks yang dinilai sangat meresahkan masyarakat.
"Ini bukti nyata yang konkret, kolaborasi pentaheliks, sangat bermanfaat public expose counter narratif melawan hoaks ini," tegasnya.
Menurutnya, penanganan hoaks menjadi tugas semua pihak, terlebih sangat berpengaruh terhadap karakter dan budaya generasi muda. "Ancaman budaya asing yang sudah dan akan mengintervensi kehidupan
masyarakat. Jadi bagaimana kita meluruskan pola pikir generasi muda
kita, ini salah satu langkah yang perlu kita lakukan bersama," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Ika Mardiah mengatakan, masalah hoaks menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil segera membentuk Jaber Saber Hoaxs untuk mengantisipasi penyebaran hoaxs di masyarakat.
Maraknya informasi yang salah berpotensi mengganggu kehidupan masyarakat, sehingga perlu kanal terpercaya. "Dalam hal itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun langsung membentuk Jabar Saber Hoaks. Ini untuk meningkatkan budaya literasi dan antisipasi hoaks," katanya.
Ika menyebutkan selama ini JHS terus berupaya menekan penyebaran hoaks
dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meningkatkan budaya literasi.
Meski demikian, penyebaran hoaks masih menyebar di masyarakat Jawa
Barat. Berdasarkan data JSH, sudah ada 6.145 aduan di tahun 2022. Bahkan, 4.265 berita terkonfirmasi sebagai hoaks.
"Kami mengimbau masyarakat untuk bisa bersama-sama mengantisipasi hoaks," katanya. (N-2)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved