Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Wartawan Perlu Membumikan Istilah Ekonomi

Arnoldus Dhae
01/8/2022 11:29
Wartawan Perlu Membumikan Istilah Ekonomi
Peserta pelatihan menulis berita ekonomi digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan, di Kuta, Bali, Jumat (29/7/2022).(MI/Arnoldus Dhae)

KEPALA Divisi Pemberitaan Media Indonesia, Teguh Nurwahyudi mengatakan,wartawan ekonomi perlu memperhatikan bagaimana berita ekonomi dan keuangan bisa dibaca oleh masyarakat, bisa dipahami oleh masyarakat.

Banyak istilah ekonomi yang harus dijelaskan, ditulis dengan bahasa yang komunikatif, dan mudah dipahami. Ia mencontohkan, istilah inflasi dan suku bunga. Istilah ini sering muncul dan bila ditulis secara mentah, hanya mereka  yang berpendidikan tinggi saja yang bisa memahami.

"Kelebihan seorang wartawan ekonomi dan keuangan terletak pada bagaimana istilah-istilah ekonomi dan perbankan yang sangat
teknis bisa dijelaskan dengan bahasa yang sederhana. Istilah yang tekstual harus ditarik ke kontekstual. Tujuannya agar pembaca bisa memahami," ujar Teguh saat menjadi pemateri pelatihan penulisan berita ekonomi dan bisnis yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan, di Kuta, Bali, Jumat (29/7).

Pelatihan yang dilakukan selama dua sesi ini, pertama berbicara soal bagaimana media menulis berita ekonomi. Sedangkan sesi kedua berbicara soal bagaimana cara menulis karya ilmiah populer. Dua pembicara handal dari  Media Grup yakniTeguh Nirwahyudi dan Redaktur Opini Eko Suprihatno.

Ada banyak istilah ekonomi dan keuangan yang bisa dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami. Sebab tulisan seorang
wartawan ekonomi bisa berdampak luas pada pengambil kebijakan publik terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

Menurutnya tantangan yang dihadapi oleh wartawan ekonomi di daerah adalah tidak khusus atau spesifik menulis soal ekonomi dan keuangan. Mereka harus mampu untuk mengeksplor segala isu yang ada di daerah untuk diterbitkan di media masing-masing sesuai dengan agenda terkini.

Namun demikian, wartawan ekonomi dan keuangan tidak sudah membangun isunya sendiri dan bisa laku dibaca. Untuk tugas Bank Indonesia untuk memberikan pelatihan secara terus-menerus kepada wartawan yang post di ekonomi dan keuangan agar bisa membumikan istilah ekonomi agar mudah dipahami.

Sementara Redaktur Opini Eko Suprihatno mengatakan, terhadap teknik menulis ilmiah populer itu sangat dimungkinkan dilakukan oleh siapa pun, termasuk oleh para pegawai Bank Indonesia Sumatera Selatan.

"Media biasanya menerima tulisan yang populis untuk mudah dibaca, mudah dipahami oleh orang lain. Jangan sampai seorang pegawai Bank Indonesia menulis karya ilmiah untuk dirinya sendiri, atau hanya untuk disenangi atasannya. Atau minimal kalau seorang pegawai Bank Indonesia mengirimkan naskah populer ilmiah ke redaksi, maka editor yang membacanya harus mengerti, sehingga bisa diteruskan atau dimuat di media untuk menjadi konsumsi publik," ujarnya.

baca juga: Kenalkan Pempek ke Mancanegara Upaya BI Mendorong UMKM Naik Kelas

Eko melanjutkan, agar sebuah tulisan ilmiah populer bisa dibaca maka karya tersebut ditulis dengan bahasa yang sederhana, komunikatif, mudah dipahami.

Materi yang diambil harus berbasis pengalaman lapangan, studi kepustakaan yang dalam, data penelitian yang akurat, kaya akan data dan fakta. Karya ilmiah populer harus menggunakan istilah yang bisa dipahami oleh orang lain. Kalau ada istilah teknis maka harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana.

Dalam konteks ekonomi dan keuangan maka istilah teknis tidak bisa dihindari. Namun istilah itu harus dijelaskan secara sederhana. Topik atau tema yang dipilih pun harus populer dan menyentuh sensitifitas publik. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya