Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

122 Ribu Ternak Babi di NTT Mati Akibat Virus ASF

Palce Amalo
26/7/2022 19:19
122 Ribu Ternak Babi di NTT Mati Akibat Virus ASF
Peternakan babi.(DOK MI)

SEDIKITNYA 122 ribu ternak babi di Nusa Tenggara Timur  (NTT) mati akibat virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

"Diperkirakan ternak babi yang mati di seleruh NTT lebih dari yang  dilaporkan secara resmi. Setelah berbagai upaya yang dilakukan, sampai Juli 2022, tidak ada lagi laporan kematian babi akibat ASF," kata Kadis Peternakan NTT, Johanna Lisapaly, Selasa (26/7).

Lisapaly mengatakan kerugian yang diderita peternak diperkirakan  mencapai ratusan miliar rupiah. Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalain untuk  atasi penyebaran virus ASF tersebut.

Senin (25/7), Dinas Peternakan NTT menggelar Kampanye Kesadaran ASF dan Penyakit Hewan  Menular Lainnya dalam Rangka Mendukung Pemulihan Sektor Babi di daerah itu. "Kegiatan hari ini untuk membangkitkan kembali industri peternakan di NTT," jelasnya.

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengajak masyarakat untuk kembali beternak babi. "Jangan takut, apa saja kita tidak boleh takut, waspada boleh, dan kita harus mencari jalan keluarnya," ujarnya.

Menurutnya, virus ASF sudah mulai dikendalikan karena peran penyuluh dan berbagai kebijakan pemerintah. Saat ini masyarakat mulai paham tentang langkah-langkah yang dilakukan agar ternak babi terhindar dari virus ASF.

"Saya mengimbau masyarakat NTT, mulai sekarang dengan kegiatan yang mulai normal, mari kita pelihara babi seperti biasa lagi. Karena penyakit ASF bisa ditangani. Pemerintah pasti cari jalan keluar. Mari kita mulai bangkit, mari kita pelihara babi," ajak Nae Soi.

Bagi masyarakat NTT, babi memiliki peran strategis bukan hanya untuk kepentingan ekonomis, melainkan juga dalam  struktur sosio kultural masyarakat. Tanpa babi, berbagai upacara adat bisa dibatalkan. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya