Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Elisabeth, Ibu Korban KKB Papua: Anak Saya tidak Angkat Senjata, Mengapa Kalian Tembak?

Yohanes Manasye
19/7/2022 10:20
Elisabeth, Ibu Korban KKB Papua: Anak Saya tidak Angkat Senjata, Mengapa Kalian Tembak?
Suasana di rumah duka Yohanes Rangkas.(MI/Yohanes Manasye)

Setelah tujuh tahun merantau, akhirnya Yohanes Rangkas menepati janjinya untuk pulang kampung. Namun kepulangannya pada Senin (18/7) malam tidak disambut suka cita oleh keluarga dan kerabatnya. Warga kampung Ajang, Desa Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai justru menyambut dia dengan ratap tangis.

Lajang 26 tahun yang akrab disapa Yohan atau Hanis itu pulang tanpa nyawa. Jenazahnya tertutup rapat dalam peti mati yang diangkut menggunakan mobil jenazah milik Pemkab Manggarai dari Bandara Komodo Labuan Bajo. Sebelumnya, selama dua hari, jenazahnya menempuh perjalanan udara dari Papua lalu transit di Makassar dan Surabaya.

Tiba di rumah duka, jenazah Hanis tidak disemayamkan di dalam rumah. Peti jenazah berbalut kain songke itu diletakkan di atas bale-bale yang didirikan di samping pintu depan rumah. Dalam budaya Manggarai, orang-orang yang meninggal akibat pembunuhan, kecelakaan, dan bencana, harus disemayamkan di luar rumah agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi selanjutnya.

Bale-bale pembaringan jenazah Hanis dikerumuni keluarga dan kerabat sambil terus meratapi kematiannya yang mengenaskan. Mama Elisabeth Pamul dan saudara-saudaranya mengutuk tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang menyerang warga sipil di kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7) lalu.

Mama Elisabeth memrotes melalui ratapannya. "Ai teti senjata hia ko? Toe! Anak daku toe teti senjata! Maik coo tara tembak le meu? Coo tara ngance hang keta kole cama manusia meu?" (Apakah dia angkat senjata? Tidak! Anak saya tidak angkat senjata! Tapi mengapa kalian tembak? Mengapa kalian tega 'memangsa' sesama manusia?)

Mereka juga menyinggung rencana kepulangan Hanis dalam bulan ini. Malam sebelum ditembak, Hanis sempat video call dengan mama Elisabet dan saudara-saudaranya. Saat itu ia mengabarkan dirinya terkena sabetan parang  saat diserang beberapa orang di toko, tempat dia bekerja.

"Mama bilang, anak pulang sudah. Besok pasti mereka serang lagi. Dia bilang, mama sabar. Bulan ini saya pulang. Adik yang bungsu juga bilang, kakak segera turun ke kota karena itu tanda-tanda bahwa mereka akan serang lagi besok. Tapi dia masih bertahan di Nduga. Ternyata benar, besoknya dia ditembak saat pulang jemput barang dari Bandara," tutur Yoseph Kawe, saudaranya.

Janji untuk segera pulang juga pernah disampaikan kepada Yoseph. Yoseph sendiri belum lama pulang merantau dari Papua. Sebelum pulang, Yosep mengajak agar Hanis juga ikut pulang. Dirinya bahkan menawarkan semua biaya perjalanan dari Papua sampai tiba di kampung. Namun Hanis menolak ajakan itu dan berjanji untuk pulang bulan ini dengan biaya sendiri.  

"Waktu itu saya bilang, adik kita pulang. Jangan pikir uang. Saya tanggung tiket sampai di Manggarai. Saat saya turun dari tempat kerja, dia bilang, 'kakak, kau duluan karena saya masih satu bulan kerja di sini.' Seterusnya, kabar tiga hari ini adik saya sudah kena tembak di Kabupaten Nduga," tutur Yosep sambil menahan isak tangis.

Keluarga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kabupaten Nduga, keluarga besar NTT di Papua, dan Pemkab Manggarai yang telah membantu seluruh proses pemulangan jenazah korban.

Kepada pemerintah pusat, mereka juga berterima kasih karena telah memfasilitasi semua kebutuhan terkait penerbangan jenazah dari Papua hingga tiba di Labuan Bajo. Namun keluarga menitip pesan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Pemerintah harus hadir dalam persoalan ini. Tidak boleh ada lagi warga sipil menjadi korban. Ada apa sebenarnya? Warga sipil yang tidak bersenjata dikorbankan," tutur Yoseph.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya