PROGRAM deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dipuji sejumlah pihak. Sebab program itu dinilai menunjukkan hasil positif, terutama terkait program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas para mantan narapidana kasus terorisme (napiter) dan penyintas. Mereka mengakui bahwa program deradikalisasi BNPT sangat berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga.
Salah satu mantan Napiter, Endang alias Abu Rafli alias Pak Jenggot mengaku pendekatan BNPT berbasis pemberdayaan membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Baginya pemberdayaan BNPT menjadikannya terampil dalam berbisnis.
Baca juga: Ini Upaya Deradikalisasi Yudi Zulfahri di Aceh
“Setelah keluar dari lapas, saya belum ada penghasilan. Berbagai program BNPT sangat positif bagi kami (napiter) sehingga terampil dalam hal ekonomi,” ujarnya.
Selain berdampak pada aspek ekonomi, Endang menjelaskan perbedaan sebelum mengikuti program deradikalisasi. Perbedaan mencolok adalah dia merasakan terdapat jarak antara dirinya dengan masyarakat. Sebaliknya setelah mengikuti program tersebut, dia bisa bersosialisasi dan mengerti segala macam perbedaan.
“Saya merasa pada waktu itu saya dengan masyarakat jauh, sekarang kita bisa bersosialisasi, mengerti perbedaan,” terangnya.
Dia pun mengajak semua orang atau kelompok yang belum kembali ke pangkuan ibu pertiwi supaya lekas sadar. “Pesan saya secara pribadi, semoga bagi orang-orang yang masih belum NKRI dan (terpapar) radikal bisa kembali ke pangkuan NKRI dan mengerti apa itu perbedaan,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan Yono. Napiter lapas Cipinang ini bersyukur dapat diberi kesempatan ikut serta program deradikalisasi BNPT. Menurutnya program BNPT ini mengajarkan kemampuan berwirausaha dan mendapat relasi yang sangat bermanfaat. “BNPT sangat membantu. Pertama kita dapat link. Kedua, kita dapat bantuan walau nggak seberapa tapi sangat saya hargai. Apalagi pada situasi (selama pandemi) ini sangat membantu.”
Yono menerangkan bahwa pemberdayaan BNPT sangat membantu mengembangkan bisnisnya. Dia mengenang ketika penjualan keripik singkongnya belum diberi kemasan rapi dan menarik. Omsetnya sepi. Namun, setelah pihak BNPT memberikan saran agar menggunakan kemasan menarik, dan dia mencoba beralih kepada kemasan baru, rapi, dan menarik, omset penjualannya ikut meningkat.
Dia berharap kerjasama BNPT dan napiter terus berkesinambungan, menjaga, dan dapat memperluas jaringan yang ada. “Saya berharap kerjasama (dengan BNPT) berkesinambungan karena gak bisa lepas jaringannya. Ya kita sama-sama butuh.”
Selain napiter, apresiasi datang dari penyintas atau korban. Fitri Sukriati dan suaminya Ruli Anwari, merasakan manfaat program pembinaan dan pemberdayaan dari BNPT. “Bagus sekali, apalagi dalam acara HUT BNPT yang ke-12 ini, kami diundang sebagai penyintas, jadi ini sangat membantu perekonomian,” ujar Fitri penyintas Bom Kedubes Australia 2004.
Fitri dan suaminya sangat terbantu dengan adanya program pemberdayaan BNPT. “Perbedaannya adalah sebelumnya kita tidak ada sama sekali (pemasukan), setelahnya sangat terbantu sekali. Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi diundang dalam event-event ini sangat membantu,” terangnya.
Dia berharap agar BNPT lebih sering lagi melibatkan para penyintas di setiap event-event BNPT. Pasalnya event BNPT akan mendongkrak penghasilan sekaligus media sosialisasi produk-produk para penyintas.
“Harapan kedepannya, ada event-event seperti ini yang sangat membantu, perekonomian para penyintas. Karena dengan adanya pameran besar seperti ini bisa membantu perekonomian para penyintas, terus untuk mensosialisasikan produk-produknya,” pungkasnya. (RO/A-1)