Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pedagang di Kota Palu Tolak Hewan Ternak dari Luar Sulawesi

M Taufan SP Bustan
06/7/2022 22:40
Pedagang di Kota Palu Tolak Hewan Ternak dari Luar Sulawesi
Sejumlah ternak sapi di tempat penjualan ternak untuk kurban di Desa Kalukubula, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (6/7).(ANTARA/Basri Marzuki)

MENJELANG perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, pasar hewan ternak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai dipadati pedagang. Mereka pun menjamin hewan ternak yang dijual sehat dan terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Salah seorang pedagang, Sandi Nudin, mengatakan, seluruh pedagang di pasar hewan sudah bersepakat untuk menolak hewan ternak mulai dari sapi, kambing, hingga domba yang berasal dari luar Sulawesi untuk masuk dan dijual di pasar hewan Kota Palu.

"Ini kebijakan yang baru disepakati seluruh pedagang sebagai bagian untuk mencegah PMK,” terangnya kepada Media Indonesia saat ditemui di pasar hewan Kota Palu, Rabu (6/7).

Selain itu, lanjut Sandi, dalam kesepakatan yang dibangun, pedagang juga dilarang membawa hewan ternak sakit untuk di pasar hewan. "Jadi, semua hewan ternak di pasar ini dijamin kesehatannya," imbuhnya.

Ketersedian stok di Kota Palu diakui pedagang masih mencukupi untuk kebutuhan konsumsi dan kebutuhan kurban pada Idul Adha mendatang. Oleh karena itu, pedagang tidak perlu mendatangkan hewan ternak dari luar Pulau Sulawesi.

"Salah satu alasan juga kami menolak sapi, kambing, dan domba luar Sulawesi karena stok pedagang di Palu lumayan banyak," ungkap pedagang lainnya, Mustakim Jira, ditemui terpisah.


Baca juga: Jelang Idul Adha 1443 H, Ojek Kambing di Kudus Kebanjiran Order


Menurutnya, sapi, kambing, dan domba yang dimiliki pedagang di pasar hewan semuanya berasal dari dalam Pulau Sulawesi. Seperti dari Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

Mustakim menyebutkan, hewan ternak dari beberapa provinsi di Pulau Sulawesi tersebut diyakini sehat dan terbebas dari PMK.

"Makanya pedagang jauh sebelum pasar hewan dibuka mengambil stok di Gorontalo dan Sulawesi Selatan," ujarnya.

Mustakim menambahkan, alasan utama pedagang tidak mau mengambil hewan ternak dari luar Pulau Sulawesi seperti conto dari Pulau Jawa, karena takut terjangkit PMK.

"Yah, alasan utamanya karena kami takut. Apa lagi di Pulau Jawa banyak ditemukan kasus PMK," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng, Dandy Alfita mengatakan, potensi ketersediaan hewan kurban di Sulteng tahun ini masing-masing sapi 6.758 ekor, kambing 1.789 ekor, dan domba 108 ekor.

Sedangkan kebutuhan hewan kurban, menurutnya, sapi 6.437 ekor, kambing 1.704 ekor, dan domba 103 ekor.

"Dan memang selama ini Sulteng tidak pernah memasukkan ternak dari luar. Justru kita yang mengeluarkan misalnya ke Kalimantan. Jadi untuk ketersediaan hewan kurban kita cukup dan insya Allah tidak ada potensi untuk terjangkit PMK," tukas Dandy. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya