Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah. Sebelumnya ada 115 kasus kini menjadi 129 kasus.
"Di Musi Rawas (Mura) bertambah 14 yang suspek," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruzuan Effendi.
Berdasarkan data yang ada dari 129 kasus masih ada 54 kasus yang masih dalam proses penyembuhan. Lalu ada 21 kasus di Lahat, 21 kasus di Mura dan 12 kasus di Pali.
"Di Mura itu ada sapi yang datangan, tapi ada juga sapi peliharaan. Karena itu, kami mengimbau seluruh warga di Sumsel agar memperketat lalu lintas, menjaga kebersihan dan menerapkan bioscurity," kata dia.
Ia mengimbau agar peternak sapi, jangan lupa juga beri vitamin dan mengobati hewan yang sakit, sesuai dengan anjuran petugas. Bisa juga dengan memberikan obat-obatan tradisional yang memang sudah terbukti.
"Untuk kabupaten/kota yang masih ada kasus agar melalukan isolasi dan melarang ternak untuk keluar dan masuk ke wilayah desa atau kecamatan yang terkena," katanya.
Untuk pengiriman yang dilakukan daerah lain harus melampirkan SKKH (surat keterangan kesehatan hewan). Kemudian jika sudah masuk harus dikarantina dulu.
"Untuk vaksin, Sumsel mengusulkan 100 ribu dosis. Namun dapat berapanya kita belum tahu, karena memang masih terbatas. Nantinya kalau sudah dapat vaksin akan disebar ke seluruh kabupaten/kota," katanya.
Namun karena vaksin masih terbatas maka kalau dapat akan di prioritas daerah yang terdampak dan rawan PMK. Kemudian akan dilakukan vaksinasi massal, kapan dan dimana nanti akan ditentukan.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Jafrizal menambahkan, vaksin masih diprioritaskan daerah tertular seperti Jawa Timur yang memang daerah wabah.
"Dilihat dulu berapa banyak vaksin yang tersedia dari pusat, dan diprioritaskan di Jawa Timur. Karena memang sapi terbanyak di sana," katanya.
Menurutnya, kalau Sumsel masih belum jadi daerah prioritas untuk vaksin, karena yang terpapar masih sedikit. Terlebih di Sumsel ini sapi-sapinya kebanyakan untuk dijual Idul Adha.
"Untuk sapi yang sakit menunjukkan perkembangan yang baik, yang awal-awal terpapar sudah membaik. Kalau yang baru harapannya membaik saat Idul Adha," katanya.
Menurutnya, sifat virus ini mudah menyebar maka agak sulit melakukan pengendalian untuk penularan, karena melalui angin pun bisa terbawa. Bahkan dari insekta juga bisa, seperti ada liur diingapi lalat dan dari lalat pindah ke kandang sebelah.
"Yang dilakukan saat ini pengendalian yang sakit, bisa dipulihkan dengan membentuk daya tahan tubuh yang baik dan tidak mengalami kecacatan. Karena sapi ini ada yang sakit, tapi bisa disembuhkan. Kepada peternak kalau hewannya ada gejala laporkan, kalau ditangani sendiri takutnya saat Idul Adha belum sembuh," pungkasnya. (OL-15)
pengorbanan juga bisa dilakukan di lingkup yang paling kecil mulai dari level keluarga bahkan hingga rela berkorban demi bangsa dan negara.
Stok hewan kurban di Sulsel sangat mencukupi tahun ini, dengan ketersediaan sapi, kerbau, dan kambing jauh melebihi kebutuhan masyarakat.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya menyalurkan 403 ekor sapi pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Secara fisik, daging dari berbagai jenis hewan ternak ini memang memiliki perbedaan yang dapat dikenali langsung.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
Praktik gelonggongan sangat menyiksa hewan dan bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan serta syariat penyembelihan dalam Islam.
Meskipun Lebaran Idul Adha hanya tinggal menghitung hari, namun banyak dagangan ternak yang tidak laku dan para pembeli umumnya merupakan pelanggan lama.
Peternakan akan lebih maksimal dalam menjalankan programnya jika dilakukan secara kolektif melalui kelompok atau lembaga.
Sebanyak 1.213 ekor sapi perah bunting resmi tiba di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah.
Ditjen PKH memperketat pengawasan terhadap rantai pasok pangan hewani guna mencegah praktik penyimpangan yang dapat mengancam kualitas dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Potensi kerja sama di sektor peternakan yang dapat dikembangkan dengan MERCOSUR antara lain terkait pengembangan genetika, kesehatan hewan ternak, dan optimalisasi produksi ternak.
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Lampung Tengah menggelar kegiatan edukasi terkait pencegahan dan penanganan PMK
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved