Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tiket ke Borobudur Rp750 Ribu Dapat Sorotan Tajam dari Asosiasi Pariwisata

Insi Nantika Jelita
06/6/2022 13:07
Tiket ke Borobudur Rp750 Ribu Dapat Sorotan Tajam dari Asosiasi Pariwisata
Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah(DEVI RAHMAN / AFP)

USULAN harga tiket Rp750 ribu untuk masuk Candi Borobudur bagi wisatawan domestik mendapat sorotan tajam dari Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita). Asosiasi itu mengaku tidak menyangka ada kenaikan signifikan untuk tiket tersebut.

"Kenaikan tiket masuk Candi Borobudur ini memang cukup mengagetkan dan membuat resah para pelaku industri pariwisata terutama anggota Asita," kata Wakil Ketua Umum Asita Budijanto Ardiansjah kepada Media Indonesia, Senin (6/6).

Walaupun alasan yang diajukan pemerintah dianggap logis untuk menjaga kelestarian kawasan Candi Borobudur, tapi usulan harga tiket itu melonjak hingga berkali-kali lipat dari harga normal. Hal ini diyakini Asita akan menggerus minat kunjungan wisatawan.

Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp50 ribu, namun bagi turis yang ingin naik Candi Borobudur akan dikenakan harga Rp750 ribu.

"Dengan situasi saat ini yang baru menuju ke endemi pasti akan mematahkan semangat wisatawan yang akan berkunjung ke Borobudur. Kenaikan harga itu sangat tidak realistis," tegas Budijanto.

Baca juga: Provinsi Sulsel Raih Kalpataru Tahun Ketiga

Para agen travel, lanjutnya, bukan tidak mungkin akan menghilangkan daftar kunjungan wisata ke Borobudur karena akan membuat harga paket menjadi sangat tinggi. Selain itu, Budi berpendapat, dampak rencana kebijakan ini akan membuat harga tiket masuk destinasi super prioritas lainnya ikut melambung.

"Jika tidak dikoreksi bukan tidak mungkin nantinya semua destinasi super prioritas akan gila-gilaan naik harganya," sebutnya.

Budijanto menambahkan, dalam mengeluarkan satu kebijakan seharusnya pemerintah membuat analisa yang matang dan mendiskusikannya dulu dengan asosiasi dan industri pariwisata Tanah Air.

"Pembatasan pengunjung di kawasan Borobudur dapat dipahami, tapi kenaikan harga yang luar biasa kurang dapat diterima. Ini kontradiktif dengan usaha recovery pariwisata yang dicanangkan pemerintah," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya